Bandara Internasional Soekarno-Hatta di tengah pandemi COVID-19 melayani seluruh penerbangan di Terminal 2D dan 2E serta Terminal 3. Untuk sementara waktu, Terminal 1 (1A, 1B, 1C) dan Terminal 2F tidak dioperasikan.
President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, keputusan ini didasari 3 pertimbangan. Pertama, adalah penyesuaian pola operasional di tengah pandemi guna membuat Soekarno-Hatta beraktivitas secara efektif. Terdapat empat kategori pola operasional yang ditetapkan PT Angkasa Pura II yaitu Normal Operation, Slow Down Operation dan Minimum Operation Level I dan Minumum Operation Level II.
Adapun di Soekarno-Hatta telah ditetapkan pola operasional Minimum Operation Level I, menyesuaikan dengan lalu lintas penerbangan yang ada. “Saat ini keseluruhan kapasitas terminal di Soekarno-Hatta (Terminal 1, 2 dan 3) dapat menampung hingga sekitar 45 juta penumpang per tahun. Kemudian, kami melakukan penyesuaian pola operasional agar Soekarno-Hatta dapat beroperasi secara efektif.
Penyesuaian pola operasional dilakukan dengan menutup Terminal 1 dan Terminal 2F. “Terminal 2D dan 2E serta Terminal 3 kami nilai yang paling mampu mengakomodir flow penumpang dengan dinamisnya prosedur keberangkatan dan kedatangan di tengah pandemi,” ujar Awaluddin.
Kedua, yakni efektifitas operasional. Seluruh penerbangan kini dioperasikan Terminal 2D & 2E serta Terminal 3. Dengan demikian, Bandara Soekarno-Hatta saat ini beroperasi secara efektif dan efisien, tetap siaga 24 jam.
Awaluddin menuturkan penutupan Terminal 1 dan 2F bersifat sementara (temporer) dan sewaktu-waktu dapat dibuka kembali sesuai dengan perkembangan kondisi terkait pandemi COVID-19. “Seluruh bandara PT Angkasa Pura II termasuk Soekarno-Hatta menerapkan konsep Agile Operation, Resilience Operation dan Lean Operation, sehingga dapat beroperasi mengikuti dinamisnya prosedur yang ditetapkan oleh regulator serta perkembangan dan dinamika operasi kebandarudaraan yang ada,” jelas Awaluddin.
Ketiga? penutupan Terminal 1 dan 2F dilakukan dalam rangka percepatan program revitalisasi gedung terminal yang saat ini masih berlangsung di Terminal 1C dan Terminal 2F.
Revitalisasi Terminal 1C dan Terminal 2F bagian dari revitalisasi keseluruhan gedung Terminal 1 dan Terminal 2, di mana ini adalah yang pertama kali dilakukan sejak Bandara Soekarno-Hatta beroperasi perdana pada tahun 1985.
Setelah revitalisasi, kapasitas Terminal 1 dan Terminal 2 meningkat dari saat ini masing-masing hanya 9 juta pergerakan penumpang per tahun menjadi masing-masing 18 juta pergerakan penumpang per tahun. “PT Angkasa Pura II melakukan evaluasi penggunaan belanja modal (Capex Disbursement) pada tahun ini. Capex antara lain hanya digunakan untuk proyek multiyears dan dinilai sangat penting. Revitalisasi Terminal 1C dan 2F ini termasuk ke dalam proyek prioritas, begitu juga dengan perumusan perencanaan/desain Terminal 4 di Bandara Soekarno-Hatta,” jelas Awaluddin. (son)