
TANGSEL (Bisnis Jakarta) – Proyek pembebasan lahan tol Serpong-Cinere memasuki babak baru. Pelaksaan pembongkaran bangunan yang sudah dibayar ternyata menimbulkan kesalahpahaman antara warga korban tol dengan pihak Waskita Karya. “Awalnya saat sosialisasi pihak Pekerjaan Umum (PU) mengatakan sebelum dibongkar akan datang surat peringatan pengosongan, tapi sampai sekarang surat tidak datang tiba-tiba saja rumah kami mau dibongkar,” ungkap salah seorang korban penggusuran di Serua Indah, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Mula.
Senada dengan Mula, warga korban gusuran yang lain dari kelurahan Serua, Widodo mengaku terkejut ketika petugas dari Waskita Karya datang ke kompleknya dengan membawa buldozer. “Iya kami tau tanah memang sudah bukan hak kami, tapi setidaknya ada surat resmi atau peringatan pengosongan jangan mendadak seperti ini. Karena rumah kami untuk pindah belum selesai. Setidaknya kami diberi dispensasi jangan sewenang-wenang,” imbuhnya.
Pantauan di lokasi Kamis (19/10) pagi saat petugas pelaksana dari Waskita karya, sempat bersitegang dengan warga. Petugas mengaku hanya menjalankan tugas saja. Jika memang harus ada surat, maka sudah terjadi miss koordinasi antara petugas. “Kami hanya menjalankan tugas. Nanti akan kami komunikasikan lagi dengan pihak PU,” tandasnya. (nov)