Tarik Wisatawan dari Bandung, Kemenpar Gelar Direct Selling Danau Toba

BANDUNG (Bisnis Jakarta)-
Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional I  Kemenpar bersama stakeholder pariwisata Sumut menggelar sejumlah agenda promosi destinasi Danau Toba, sebagai upaya menarik pergerakkan wisnus dari Bandung dan sekitarnya ke Danau Toba. 

Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Masruroh mengatakan, banyak agenda yang dibuat dalam kegiatan promosi destinasi Danau Toba sebagai rangkaian acara direct selling yang digelar selama dua hari di Main Atrium Trans Studio Mall Bandung  9-11 November 2018.

Masruroh menjelaskan, direct selling kali ini sebagai program lanjutan yang sebelumnya  digelar di sejumlah kota antara lain Yogyakarta, Surabaya, dan Jakarta juga diisi dengan seminar yang mengangkat tema ‘Pengembangan Destinasi dan Pemasaran Terpadu Danau Toba’ dengan menampilkan narasumber antara lain Thamrin B. Bachri, mantan Dirjen Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar.

Thamrin menyoroti sejumlah isu  wisatawan domestik yang berkembang pesat belakangan ini antara lain kecenderungan untuk berpergian (traveling) karena dorongan teknologi informasi serta perkembangan konektivitas penerbangan berbiaya rendah atau low cost carrier (LCC) yang menjangkau ke banyak destinasi wisata menarik di Tanah Air.

Selain itu tumbuhnya kelompok masyarakat menengah di Indonesia yang didominasi kalangan generasi muda menyebabkan wisatawan domestik atau wisnus memiliki daya beli (purchasing power) tinggi. “Berkembangnya teknologi informasi dan gencarnya promosi melalui media digital  mendorong wisatawan nusantara senang melakukan traveling,” kata Thamrin.

Seperti diketahui wisatawan kelompok muda atau wisatawan millennial akan terus tumbuh dan menjadi pasar utama. Tahun 2019 mendatang lebih dari 50% pasar pariwisata Indonesia akan didominasi millennial. Pasar pariwisata Asia akan didominasi wisatawan millennial berusia 15-34 tahun mencapai 57%.  Generasi millennial di Cina mencapai 333 juta orang, Filipina 42 juta, Vietnam 26 juta, Thailand 19 juta, sedangkan Indonesia 82 juta orang. (son)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button