Bisnisjakarta.co.id – Universitas Widyatama, salah satu perguruan tinggi terkemuka di Kota Bandung menjalin kerja sama dengan UiTM Malaysia.
Kerja sama tersebut merupakan tindak lanjut dari Konferensi AHEC (Asean Higher Education Conference) yang digelar di Kota Bandung beberapa waktu lalu.
Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan MoA atau Memorandum of Association di Bandung, Rabu 31 Agustus 2023.
Menurut Deputi Vice Chancellor UiTM, Prof. Dr. Mohammad Hariri Abdulah, kerjasama difokuskan pada bidang seni dan desain. Tapi, kerjasama tersebut juga melibatkan keseluruhan sistem, sehingga tidak hanya pertukaran pelajar, staf, ataupun seminar secara online, tapi juga program yang melibatkan komunitas baik di Bandung maupun Malaysia.
“Kita berharap kerjasama ini bukan hanya pertukaran pelajar, pertukaran staf, ataupun seminar secara online, tapi melebihi dari itu. Sebagai contoh, program-program yang melibatkan komunitas. Kalau di Bandung bersama dengan komunitas di Bandung, kalau di Malaysia dengan komunitas di Malaysia,” ujarnya.
Hariri pun menekankan transfer ilmu dan teknologi. Tak hanya itu, pihaknya juga lebih mengutamakan kebersamaan dalam kerjasama tersebut.
“Ada 2 yang kami tekankan yaitu knowledge transfer dan teknologi transfer. Biasanya diadakan program double degree, tapi kali ini kita satu degree tapi dikongsi bersama. Pelajarnya yang sama dan tesisnya juga sama,” katanya.
Hariri juga mengemukakan, pihaknya tidak melihat win win solution dalam kerjasama tersebut, tapi lebih pada kebersamaan. Selain itu, pihaknya melihat persiapan pada digital teknologi, “Bila ada culture yang baru, yaitu culture digitalisasi,” ucapnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Widyatama, Prof. Dr. Dadang Suganda mengatakan, kerjasama tersebut sangat strategis karena adanya perubahan yang signifikan dalam pengelolaan pendidikan di Indonesia, khususnya di perguruan tinggi.
Karenanya, pihaknya diberi saran oleh Kemendikbudristek untuk bekerjasama dengan perguruan tinggi lainnya baik di dalam maupun di luar negeri, terutama untuk transfer ilmu, kolaborasi ilmu, kolaborasi riset, dan kolaborasi pendidikan.
Dadang pun mengungkapkan, kerjasama Widyatama dengan UiTM merupakan bentuk realisasi Konferensi AHEC yang baru-baru ini diselenggarakan untuk kolaborasi pendidikan negara-negara di ASEAN.
“UiTM menyediakan program dual degree dan ada program studi yang nanti bisa dikolaborasikan baik dalam kurikulum, dalam SDM, kemudian dalam ability mahasiswa,” tutur Dadang Suganda.
Menurut Dadang, bagi Widyatama, kerjasama tersebut memberikan benefit atau manfaat berupa indikator kinerja utama yang bisa dipenuhi, salah satunya program studi memiliki mitra di dalam negeri, dosen bisa berkegiatan di luar negeri, serta civitas akademi luar negeri bisa masuk Widyatama atau juga sebaliknya.
“Oleh karena itu, kami akan merealisasikan program-program AHEC, kemudian kami akan melakukan kegiatan akademik, kemudian kami akan melakukan peninjauan kurikulum,” pungkasnya.***