Urai Kemacetan Bekasi-Cawang BPTJ Kaji Tiga Opsi

JAKARTA (Bisnis Jakarta) – Pembatasan operasional kendaraan berdasarkan plat nomor ganjil-genap yang menjadi salah satu usulan untuk mengatasi kemacetan di ruas tol Jakarta-Cikampek saat ini tengah dikaji oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). “Kemacetan pada ruas jalan tol Jakarta-Cikampek telah mencapai titik yang serius dan perlu segera mendapat solusi untuk mengatasinya. Kami tengah berupaya memilih cara yang paling tepat dan memberi hasil yang optimal, meski harus memacu perubahan kebiasaan orang dalam bertransportasi,” kata Kepala BPTJ di Jakarta, Minggu (29/8).

Saat ini, kata Bambang, ada pembangunan elevated tol road, kereta api cepat, dan LRT yang dilaksanakan bersamaan. Banyaknya kendaraan angkutan barang yang melaju di bawah ketentuan kecepatan batas minimal di jalan tol, juga menambah berat beban kemacetan di ruas jalan tersebut. “Untuk itu kita perlu melakukan rekayasa lalu lintas agar lalu lintas lebih baik,” lanjut Bambang.

Tingginya kendaraan kendaraan pribadi yang masuk ke ruas tol Jakarta-Cikampek, khususnya dari Bekasi perlu segera mendapat perhatian dan penanganan yang serius.

Dari hasil kajian BPTJ, ada beberapa trobosan rekayasa lalu lintas yang telah dikoordinasikan dengan Binamarga, Korlantas, BPJT, Jasamarga, dan Operator Angkutan Umum. Hasil koordinasi tersebut, disepakati ada tiga strategi penanganan macet yang dapat diterapkan pada ruas jalan tol tersebut.

Ketiga strategi tersebut yaitu konsep penerapan jalur khusus angkutan umum di ruas jalan tol Bekasi Barat-Semanggi, Re-routing angkutan barang dan penerapan ganjil genap di akses masuk tol Bekasi Barat. “Saat ini kita tengah mengkaji sistem kendaraan nomor ganjil beroperasi pada tanggal ganjil, nomor genap pada tanggal genap. Itu khusus berlaku di akses masuk pintu tol Bekasi Barat pada pagi hari mulai pukul 06. 00 – 09. 00 WIB,” tutur Bambang Pri.

Guna mendukung pembatasan operasional kendaraan ganjil genap tersebut, perlu disediakan angkutan umum yang memadai dan tempat parkir di sekitar wilayah pintu tol Bekasi Barat antara lain di Mega Bekasi, Mall Metropolitan, Summarecon Bekasi dan Stadion Patriot.

Bambang menggambarkan bila separuhnya dari pengguna kendaraan pribadi tersebut beralih ke angkutan umum, dengan asumsi 1 kendaraan bermuatan 1,5 orang, maka akan ada 3300 orang yg beralih ke angkutan umum. “Bila kita bisa menarik 3.300 pengguna mobil pribadi pindah ke angkutan umum, wah luar biasa itu. Pasti ruas jalan tol Jakarta-Cikampek akan lebih baik,” papar Bambang Pri.

Upaya pembatasan yang sedang dikaji tersebut, menurut Bambang Pri juga akan bersifat sementara. “Bila situasi kemacetan telah terurai dengan sendirinya karena pembangunan infrastruktur transportasi telah selesai, maka aturan bisa dicabut kembali. Masyarakat Bekasi kan jadinya sudah punya banyak alternatif ya,” jelas Bambang Pri.

Prioritas Angkutan Umum

Untuk strategi pemberian prioritas angkutan umum di jalan tol ruas Jakarta-Cikampek, telah dilakukan ujicoba rute khusus bus Transjabodetabek dari Summerecon menuju Bundaran HI.

Alasan mengambil asal perjalanan dari Bekasi Barat dikarenakan akses tol Bekasi Barat sangat padat yaitu mencapai 4.397 unit kendaraan pribadi hanya dalam waktu 3 jam dari pukul 05.00-08.00 WIB. Selain itu telah tersedia infrastructure halte angkutan umum yang dekat dengan akses tol.

Konsep penerapan jalur khusus ini telah didukung oleh PT. Jasamarga dengan memberikan information melalui VMS bahwa pada pukul 06.00-09.00 bahu jalan Bekasi Barat – Cawang diutamakan untuk bus Transjabodetabek. “Dari hitung-hitungan kami, untuk antisipasi perpindahan pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum, disediakan kira-kira 66 unit bus kelas premium,” tutup Bambang. (son)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button