NUSA DUA (bisnisjakarta.co.id) – Lembaga di bawah Kementerian Tranportasi Malaysia, Malaysian Institute of Road Safety Research (Miros) Sabtu (15/10) hari ini melakukan demonstrasi Anti-lock Braking System (ABS) sepeda motor bersamaan dengan Pertemuan Pejabat Senior Transportasi (STOM) ASEAN ke-54 di Nusa Dua Bali. Miros sebagai pusat keselamatan jalan ASEAN telah menyelenggarakan demonstrasi bekerja sama dengan mitra keamanan kendaraannya yang terdiri dari Kemitraan Sepeda Motor ABS, Global NCAP, dan Kemitraan Stop The Crash. Demonstrasi ini bertujuan untuk menunjukkan kepada para pimpiman ASEAN STOM tentang manfaat dan efektivitas teknologi ABS untuk menghindari kecelakaan yang melibatkan sepeda motor atau meminimalkan cedera serius jika terjadi kecelakaan.
Menurut Global Status Report on Road Safety yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2018, hampir 1,35 juta jiwa hilang setiap tahun karena kecelakaan jalan di seluruh dunia. Di ASEAN, hampir setengah dari kematian di jalan terkait dengan penggunaan sepeda motor. Oleh karena itu, intervensi khusus terhadap sepeda motor sangat dibutuhkan untuk membantu mengatasi tantangan keselamatan sepeda motor ini.
Pasar sepeda motor di ASEAN masih terus berkembang, sepeda motor berkapasitas kecil (di bawah 250cc) mendominasi pasar. Meskipun dianggap rentan, sepeda motor tetap menjadi moda transportasi paling populer karena harga, penghematan bahan bakar, dan keunggulan ukurannya. Terlepas dari popularitasnya, pengendara sepeda motor rentan karena kurangnya perlindungan dibandingkan dengan penumpang mobil.
Berdasarkan kurangnya perlindungan ini, sangat penting untuk memfokuskan semua upaya pada teknologi penghindaran kecelakaan untuk meningkatkan keselamatan pengendara sepeda motor. ABS sepeda motor adalah salah satu teknologi keselamatan sepeda motor paling efektif yang tersedia hingga saat ini. Penelitian telah menunjukkan bahwa sepeda motor yang dilengkapi dengan teknologi tersebut mampu mengurangi 26–33% kejadian kecelakaan, mengurangi lebih dari 30% kematian, dan 20% cedera pengendara.
Hingga saat ini, penggunaan ABS sepeda motor telah diwajibkan di beberapa negara di kawasan Asia Pasifik seperti India, Jepang, Australia, dan Selandia Baru. Saat ini, baru Thailand dan Malaysia negara ASEAN yang mewajibkan sepeda motor ABS demi mempercepat penyerapan teknologi ini. Thailand telah mengambil langkah berani dengan mengumumkan kewajiban penggunaan ABS sepeda motor mulai tahun 2024, dan Malaysia baru-baru ini mengumumkan bahwa pemasangan ABS wajib akan dimulai pada tahun 2025 untuk sepeda motor 150cc ke atas.
Meskipun efektif, penetrasi teknologi di ASEAN masih rendah. Proporsi sepeda motor baru yang dijual di ASEAN yang dilengkapi dengan ABS diperkirakan bervariasi antara 1–5% dan mayoritas dipasang pada sepeda motor bermesin besar 250cc ke atas. Hal ini sangat disayangkan karena sepeda motor berkapasitas mesin kecil di bawah 250cc adalah jenis yang paling populer di kawasan ini dan mendominasi pasar di sebagian besar negara ASEAN.
Namun demikian, melalui studi terbaru, MIROS dan mitranya menemukan bahwa ada permintaan konsumen yang besar untuk sepeda motor ABS di ASEAN. Survei menunjukkan bahwa 75% responden percaya bahwa semua sepeda motor harus dilengkapi dengan ABS. Selain itu, hampir 80% responden mendukung peraturan ABS sepeda motor yang akan diperkenalkan di seluruh ASEAN, dengan sebagian besar mendukung peraturan tersebut segera diterapkan atau dalam lima tahun ke depan.
Potensi penyelamatan jiwa sepeda motor ABS sangat signifikan. Di Thailand, penggunaan ABS sepeda motor diperkirakan mampu menyelamatkan hampir 6.000 hingga 9.000 nyawa dalam 5 tahun setelah regulasi ABS diterapkan. Sementara di ASEAN, penerapan regulasi sepeda motor ABS di kawasan ini berpeluang menyelamatkan nyawa hingga 8.000 pengendara sepeda motor setiap tahun.
Tak dapat disangkal bahwa sepeda motor memberikan solusi mobilitas di ASEAN yang ekonomis dan memberikan peluang lebih besar untuk melakukan perjalanan lebih jauh baik untuk bekerja maupun bersantai. Bagaimana pun, tindakan tersebut meningkatkan kerentanan pengendara sepeda motor dengan risiko kematian dan cedera. Oleh karena itu, ABS sepeda motor adalah teknologi efektif yang dapat membantu menjaga keselamatan pengendara sepeda motor dan harus tersedia di semua sepeda motor.
Singkatnya, dengan tersedianya teknologi ABS pada sepeda motor dengan mesin berkapasitas lebih kecil di bawah 250cc, kami berharap dapat mencapai target pengurangan korban jiwa di jalan sebesar 50% sebagaimana diatur dalam Rencana Strategis Transportasi Kuala Lumpur (juga dikenal sebagai Rencana Strategis Transportasi ASEAN) 2016–2025, capaian LT-5: Mengurangi kematian di jalan sebesar 50% di Negara-negara Anggota ASEAN pada tahun 2020 dan berupaya untuk lebih mengurangi perkiraan tingkat kematian di jalan raya di ASEAN pada tahun 2030.
Dalam acara demonstrasi tersebut, MIROS selaku sekretariat New Car Assessment Program for Southeast Asian Countries (ASEAN NCAP) juga mengadakan upacara pemberian rating plate untuk merilis hasil penilaian terbaru. Hasil penilaian ada pada dua model terbaru Honda; Honda HR-V dan Honda BR-V. Kedua model dianugerahi peringkat 5-Star ASEAN NCAP (dengan 5-Star sebagai yang terbaik). Kedua model tersebut dinilai berdasarkan protokol ASEAN NCAP 2021–2025 terbaru yang mencakup empat domain penilaian, yang terdiri dari yaitu Adult Occupant Protection (AOP) 40,00 poin dari nilai keseluruhan, sedangkan Child Occupant Protection (COP), Safety Assist (SA) dan Motorcyclist Safety (MS) masing-masing 20,00 poin dari nilai keseluruhan. Dalam penilaian tersebut, Honda HR-V baru memperoleh total nilai sebesar 81,38 poin dan Honda BR-V memperoleh 77,02 poin. *rah