Sebanyak tiga warga negara Indonesia (WNI) tidak dapat dievakuasi oleh Tim Pemulangan Pemerintah Indonesia dari Wuhan, China, karena tidak memenuhi persyaratan kesehatan untuk terbang dengan pesawat.
Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha menjelaskan, ketiganya hanya tidak lolos pemindaian kesehatan untuk terbang. Namun, bukan berarti mereka terpapar virus corona.
Melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (2/2) Kemlu menyatakan terus berkomunikasi dengan ketiga WNI serta berkoordinasi dengan pihak asrama universitas dan otoritas China, memastikan kondisi dan keperluan mereka. "Kemlu juga telah menghubungi keluarga mereka masing-masing di Indonesia," mengutip pernyataan itu.
Selain tiga WNI yang tidak dapat dievakuasi dengan alasan kesehatan itu, empat WNI lainnya memilih untuk tidak dievakuasi dan tetap tinggal di China karena alasan keluarga.
Di luar tujuh orang tersebut, sebanyak 243 orang yang dievakuasi oleh Tim Pemulangan Pemerintah Indonesia dari Wuhan telah tiba di Natuna, Kepulauan Riau, pada Minggu (2/2) siang dan dinyatakan sehat.
Mereka telah menjalani pemeriksaan kesehatan berlapis yang dilakukan oleh otoritas kesehatan China dan tim dokter Indonesia di Bandara Internasional Wuhan sesuai dengan protokol kesehatan. "Saat transit di Batam dan sebelum dipindahkan ke pesawat TNI AU, seluruh penumpang kembali menjalani pemeriksaan kesehatan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Batam dan seluruhnya dinyatakan dalam kondisi sehat," kata Kemlu.
Para penumpang tersebut terdiri dari 237 WNI yang tinggal provinsi Hubei dan satu WNA yang merupakan suami dari seorang WNI, serta lima orang anggota Tim Aju KBRI Beijing.
Meskipun dalam keadaan sehat, para penumpang tetap harus menjalani proses observasi kesehatan selama 14 hari di Lanud Raden Sadjad, Natuna, dengan fasilitas umum yang disiapkan oleh Kementerian Kesehatan, TNI, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Ucapan Terima Kasih
Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro menyanpaikan, terima kasih atas penunjukan dan kepercayaan pemerintah (regulator) yang telah diberikan kepada Batik Air dalam pelaksanaan misi kemanusiaan ini.
Menurut Danang, Batik Air memberikan apresiasi tinggi atas kesiapan serta profesional untuk bekerja dari awak pesawat, petugas layanan darat (ground handling), termasuk dukungan penuh pengelola bandar udara, pengatur lalu lintas udara, mitra dan berbagai pihak yang terlibat, sehingga operasional penerbangan bernomor ID-8619 “misi kemanusiaan” berjalan lancar.
Sesuai SOP, kata Danang, selanjutnya pesawat Airbus 330-300CEO akan menjalani pembersihan, sterilisasi, penyemprotan, penggantian saringan udara kabin dan perawatan berkala selama beberapa hari.
Batik Air berupaya dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dengan senantiasa mengutamakan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan.
Batik Air menyatakan, patuh dan menjalankan kebijakan regulator dan standar prosedur operasi perusahaan serta ketentuan internasional. (son)