
DEPOK (Bisnis Jakarta) – Pemerintah Kota (Pemkot) Depok diklaim telah menurunkan angka balita kurang gizi kronis. Tercatat di 2017 status balita stunting (anak pendek karena kurang gizi) menurun menjadi 5,97 persen dari 6,53 persen di tahun 2016. “Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Pusat menilai Pemkot Depok telah berhasil menurunkan angka balita stunting setiap tahunnya,” kata Dewan Persagi Pusat, Ria Sukarno di Depok, kemarin.
Dikatakannya, dalam menurunkan status balita kekurangan gizi, Pemkot Depok dinilai telah melakukan beberapa upaya salah satunya dengan konseling rutin puskesmas dan posyandu dan melakukan pendataan balita. Selain itu, pemerintah juga memberikan penghargaan kepada balita yang dapat meningkat status gizi menjadi baik. “Dengan pemberian penghargaan itu bisa menjadi motivasi yang orangtua lain untuk menerapkannya agar balita mereka juga bergizi baik,” tuturnya.
Sementara Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Depok May Haryanti, mengaku angka balita stunting dan wasting (berbadan kurus) di Kota Depok jauh di bawah rata-rata nasional maupun Jawa Barat (Jabar). Untuk di nasional, prevelensi balita stunting sebesar 29 persen. Sedangkan untuk di Jawa Barat sebesar 25,1 persen.
Meskipun angka stunting di Kota Depok jauh di bawah rata-rata, tetapi Dinkes terus menurunkan stunting dan wasting di Kota Depok. Pasalnya, keduanya merupakan salah satu indikator yang tercantum dalam Renstra Dinkes dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021. “Kami akan terus melakukan penurunan status stunting di Kota Depok melalui konseling dan pendampingan kepada masyarakat yang mengalami permasalahan tersebut,” ungkapnya.(jif)