Novie Riyanto yang didampingi jajaran direksi, para kepala divisi, dan kepala biro mengatakan, akan mempercepat pengambilalihan Flight Information Region (FIR) atau ruang udara Indonesia di Blok ABC (ruang udara Indonesia dari Batam hingga Natuna) yang sejak 1946 hingga kini masih dikelola oleh Singapura dan Malaysia. “Percepatan pengambilalihan FIR diperkirakan rampung 2019, dan AirNav Indonesia akan mengelola penerbangan di Blok ABC yang memiliki ketinggian di bawah 20.000 kaki,” kata Novie Riyanto.
Sementara itu untuk melayani ruang udara di sektor ABC, AirNav Indonesia cabang Pontianak sudah mempersiapkan dengan infrastruktur pendukung maupun instalasi peralatan dan sudah dijalankan sejak 2012 lalu. Infrastruktur yang sudah disiapkan antara lain; peralatan Automatic Dependent Surveillance – Broadcast (ADS-B), radio komunikasi, dan menentukan frekuensi khusus.
Selain itu, AirNav juga mempersiapkan fasilitas pengaturan lalu lintas udara atau Communication Navigation Surveillance (CNS)-Air Traffic Management (ATM) serta menambah Air Traffic Controller Working Positions hingga penambahan sumber daya manusia (SDM) berstandar internasional. “AirNav Indonesia secara konsisten memberikan dukungan terhadap upaya pengembangan 10 destinasi pariwisata prioritas yang digagas Kemenpar. Investasi peningkatan pelayanan navigasi penerbangan disiapkan senilai Rp 337 miliar dari total investasi AirNav Indonesia yang mencapai Rp 2,18 triliun,” kata Novie Riyanto.
Dijelaskan, peningkatan pelayanan navigasi itu antara lain dilakukan di Cabang Pratama Lombok yang akan melakukan peremajaan dan mengadakan peralatan komunikasi penerbangan untuk menunjang pengembangan pariwisata di Mandalika, sedangkan untuk pengembangan pariwisata di Bromo akan dibantu dengan peningkatan runway capacity Bandara Juanda dan peningkatan instrument procedure (PBN) di Cabang Madya Surabaya.
Untuk pengembangan pariwisata Danau Toba, kata Novie Riyanto, AirNav Cabang Madya Medan akan membentuk unit ATFM; menggunakan aplikasi slot management CHRONOS, dan meremajakan peralatan komunikasi penerbangan. “Di unit Siborong-borong sebagai akses utama menuju Danau Toba kami akan mengganti DVOR, membuat instrument flight, dan membangun gedung tower baru.” tambahnya.
Begitu pula di Cabang Madya Yogyakarta, AirNav akan mengganti ATC System dan memperpanjang jam operasional penerbangan, sedangkan Cabang Pratama Semarang akan membangun tower ATC baru dan memperpanjang jam operasional penerbangan untuk mengoptimalkan akses menuju Borobudur. Di Pulau Komodo, Cabang Pembantu Labuan Bajo akan meningkatkan layanan AFIS menjadi TWR dan memperpanjang jam operasional penerbangan. Unit Wakatobi dan Unit Morotai mencanangkan akan meningkatkan kompetensi pelayanan AFIS sehingga penerbangan ke Wakatobi dan Morotai dapat ditingkatkan.
Begitu pula Cabang Pembantu Tanjung Pandan akan meningkatkan pelayanan TWR dan mengadakan peralaatan electrical and mechanical support. Sementara itu untuk mendukung pengembangan pariwisata di Kepulauan Seribu dan Tanjung Lesung, menurut Novie Riyanto, runway capacity Bandara Soekarno-Hatta akan ditingkatkan oleh Cabang Utama JATSC hingga menjadi 86 per jam serta membangun New ATS System, sedangkan untuk Cabang Pratama Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta akan melakukan pengadaan dan meremajakan peralatan navigasi. (son)