NEW YORK (Bisnis Jakarta) – Harga minyak dunia turun pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), di tengah kekhawatiran tentang kembalinya kelebihan pasokan global dan penurunan di Wall Street.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April turun 0,28 dolar AS atau 0,5 persen, menjadi menetap di 62,06 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan internasional, minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei kehilangan 0,16 dolar AS atau 0,2 persen menjadi ditutup pada 66,05 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Jumlah rig yang beroperasi di ladang-ladang minyak AS meningkat empat rig menjadi berjumlah 800 rig pekan lalu, perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes mengatakan dalam laporan mingguannya pada Jumat (16/3).
Berkat aktivitas pengeboran yang tinggi, produksi minyak mentah AS telah meningkat lebih dari seperlima sejak pertengahan 2016, menjadi 10,38 juta barel per hari (bph), menurut CNBC.
Melonjaknya produksi AS, serta meningkatnya produksi di Kanada dan Brazil, merongrong upaya yang dipimpin oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia untuk mengurangi pasokan dan meningkatkan harga.
Beberapa analis khawatir bahwa pasar minyak menghadapi kemungkinan kelebihan pasokan baru, setelah mengalami sedikit defisit untuk sebagian besar tahun lalu.
“Pasar ekuitas juga menjadi faktor pendorong di balik penurunan hari ini,” kata Brian LaRose, analis teknikal di United-ICAP di Jersey City. “Sejak dibuka, mereka terpukul cukup keras,” katanya.
Indeks-indeks utama Wall Street turun lebih dari 1,5 persen karena investor khawatir tentang potensi perang dagang dan karena saham Facebook menyeret sektor teknologi. Harga minyak telah semakin bergerak secara tandem dengan ekuitas.
Namun demikian, permintaan yang kuat mencegah minyak dari penurunan lebih lanjut serta ketegangan antara Arab Saudi dan Iran memberikan dukungan terhadap harga. (ant)