Ingin Menjadi Fotografer Profesional? Berikut Tips dari Michael Tanera

Bisnisjakarta.co.id – Menjadi seorang fotografer handal tentu memiliki tantangan tersendiri yang harus dihadapi.

Michael Tanera seorang fotografer profesional asal Bandung membagikan kisahnya tentang pengalaman dalam menciptakan karya foto yang unik, berkualitas, memberi inspirasi dan selalu tidak berhenti bereksperimen serta tidak berhenti berinovasi.

Kreatifitas seorang fotografer profesional dalam menciptakan karya yang berbobot, bercita rasa seni dan mempunyai makna dan arti bagi penikmat foto atau pengguna jasa fotografer juga sang fotografernya sendiri.

Perkembangan teknologi juga mempengaruhi hadirnya fotografer profesional meskipun bukan segalanya, karena dengan jiwa seorang fotografer akan bereksplorasi dan berkreatifitas untuk mendapatkan karya yang maksimal.

Michael Tanera, seorang fotografer profesional jebolan ITB, jurusan Bioengineering menekuni profesinya yang diawali dari hobby dan kecintaannya merekam kejadian sekelilingnya dalam bentuk gambar.

“Pertama kali menekuni bidang fotografi, saat saya mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi S2 jurusan Environmental Biotech di Taiwan pada 2016 lalu,” kata Michael Tanera mengawali obrolan saat wawancara.

Di Taiwan, saya mengisi waktu luang di sela-sela kuliah untuk mencoba berbagai jajanan Taiwan yang terkenal enak dengan bentuk sajian yang unik, lanjut Michael.

Hobi kuliner dari jajanan atau makanan yang selalu menggiurkan bisa saya dapatkan setelah melihat flayer atau bilboard yang khas sebagai media promosi menampilkan gambar-gambar yang sangat menggoda.

Dorongan kuat dari hobi kuliner serta fotografi tadi membuat Michael jadi tertarik sebagai food blooger dan mengumpulkan sedikit uang jajan dari beasiswa sampai akhirnya salah satu impian memiliki kamera pertamanya tercapai saat di Taiwan.

“Di Taiwan saya mengambil beberapa kursus photography dan flash photography serta mendalami fisika cahaya untuk mensupport pengetahuan dalam photography, guna menghasilkan foto yang indah,” terang Michael Tanera.

Pada awal tahun 2018 saya lulus kuliah dan langsung pulang ke Indonesia untuk melanjutkan bisnis saya di bidang FnB dan mengambil job product photography sebagai sampingan, tambah Michael.

Memasuki tahun 2020, pandemi Covid-19 melanda dunia dan seluruh bisnis FnB tutup total, jadi saya memulai full time di photography. Bereksperimen dan berinovasi dengan shutter speed agar dapat menangkap obyek yang bergerak sehingga menghasilkan gambar yang tajam.

“Dari berbagai genre photography, saya lebih cenderung menyukai product photography, khususnya high-speed photography. High speed photography merupakan genre photo yang menangkap momen sepersekian detik yang kadang tidak dapat ditangkap oleh mata manusia, misalkan cipratan air, tetesan air, dan flying objects,” ungkap Michael.

Dengan mengkombinasikan high speed photography dalam product photography, dapat membuat hasil foto yang lebih menarik bagi customer. Dalam dunia advertising yang membutuhkan high speed photography, kita juga perlu melakukan post production, dalam hal ini Digital Imaging, umumnya saya menggunakan perangkat lunak Adobe Photoshop dan Adobe Lightroom.

Oleh karena itu, saya pun mengikuti pelatihan adobe photoshop dan lightroom secara terpisah untuk menyempurnakan hasil photo saya. Selain itu, pada prakteknya saya harus menguasahi fitur-fitur yang tersedia pada kamera dengan terus bereksperimen dan berekplorasi dengan diafragma,, light meter, depth of field, sensor dan field, ISO, Autofocus, pencahayaan dan berkolaborasi dengan alat atau aksesoris lainnya untuk menghasilkan gambar yang maksimal atau out of the box.

“Berbeda dari moment photography, seperti prewedding, couple session, wedding, pada saat product photography yang menitikberatkan pada kejelasan dan keaslian produk, kerapihan, dan ketajaman hasil sehingga dapat dilihat jelas oleh para calon customer,” ujar Michael Tanera.

“Sebagai seorang fotografer, klaim profesional akan disematkan pada seseorang bila menghasilkan karya foto yang spektakuler. Namun sesungguhnya, dibalik itu bagaimana seorang fotografer dapat mengasah kemampuannya untuk dapat memperoleh pengetahuan dan dapat melayani konsumen tanpa komplain,” ungkap Michael Tanera.

Keinginan untuk membantu UMKM naik kelas timbul saat saya mengobrol dengan salah satu owner brand batik di Indonesia. Owner bercerita bahwa produk UMKM perlu dibantu untuk dipasarkan di era digital, apalagi saat pandemic melanda dimana mayoritas UMKM tidak dapat menjual barang–barangnya dikarenakan pembatasan aktifitas, baik saat produksi maupun saat berdagang.

“Banyak cerita dari Owner brand batik tersebut yang membuat saya sadar bahwa jika bukan kita yang membantu, siapa lagi, sementara mereka memiliki keluarga di rumahnya yang membutuhkan biaya untuk kelangsungan hidupnya,” ujar Michael menerawang.

Jadi saya pun ingin bisa menjangkau dan memberikan edukasi, terlebih di bidang photography, bahwa visual dari brand mereka merupakan hal pertama yang dapat menarik hati customer untuk membeli, seperti apa yang saya lakukan dulu saat di Taiwan, sambung Michael.

“Ke depannya saya sedang membangun studio foto di daerah Sukaresmi, Bandung yang kemudian akan diperuntukan memperbanyak slot photo untuk melayani client secara private,” kata Michael sambil menunjukkan foto-foto perkembangan pembangunan studionya.

“Bersama teman saya, Gloria Imanuella, saya membuat satu brand dengan nama BERJIWA STUDIO. Untuk yang ingin melihat karya fotografi yang sudah saya buat dengan berinovasi dapat langsung kontak saya menuju Instagram, @michaeltanera dan mari kita berkolaborasi,” tutup Michael Tanera.***

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button