JAKARTA (Bisnis Jakarta) – Bursa Efek Indonesia (BEI) mengharapkan anak usaha BUMN yang akan melaksanakan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dapat mempertimbangkan untuk memberi diskon harga kepada investor.
“Kasih diskon 20 persen biar investor raih untung (capital gain), jangan harga maksimum terus ditambah,” ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan bahwa penjamin emisi (underwriter) dapat memberikan saran agar hasil kalkukasi harga maksimal dari IPO anak usaha BUMN diberikan diskon sekitar 20 persen untuk kepentingan investor.
“Di luar negeri seperti itu, salah satu tujuan IPO BUMN selain memperkuat industri adalah memperkuat pasar modal lokal. Kalau perlu pembeli IPO-nya hanya rakyat Indonesia,” katanya.
Menurut dia, pembeli saham anak usaha BUMN hanya untuk rakyat Indonesia dapat diatur oleh otoritas pasar modal, praktik seperti itu lazim di luar negeri dalam rangka memperkuat investor lokal.
Melalui skema itu maka lembaga dana pensiun dapat lebih meningkatkan kinerjanya sedangkan investor asing dapat membeli pada pasar sekunder.
“Apabila yakin perusahaan bagus, perlu berani memberikan saham anak usaha BUMN kepada investor lokal,” katanya.
Tito Sulistio juga mengatakan bahwa pelaksanaan IPO BUMN maupun anak usaha tidak menunggu ketika kondisi pasar sedang mencatatkan kinerja positif. Namun sebaliknya, dengan IPO BUMN pasar modal Indonesia akan bagus.
Bagi anak usaha BUMN yang berencana IPO 2018 dapat melaksanakannya pada periode Januari hingga Maret 2018. Pasalnya pada tahun 2018 akan ada potensi penarikan dana dari sistem perbankan seiring pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak pada 117 daerah pada Juni.
Ia memperkirakan total biaya pemerintah untuk pelaksanaan Pilkada mencapai Rp17-Rp20 triliun. Di saat hampir bersamaan, atau pada Maret tahun 2018 juga akan ada penarikan pajak, maka akan ada dana yang tertarik dari industri keuangan.
“Saya sarankan anak BUMN yang bakal IPO di 2018 mendatang dapat dilaksanakan pada Januari, Februari, dan Maret, agar dapat menyeimbangkan dana yang tertarik dari sistem perbankan,” katanya.
Sebelumnya, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro mengemukakan sekitar 10 anak usaha BUMN akan melaksanakan IPO pada 2018.
“Kalau dibilang 10 perusahaan, ada. Untuk tahun ini ada empat anak usaha BUMN yang melaksanakan IPO,” ujarnya. (grd/ant)