Luncurkan KPR Gaeesss, BTN Bidik Kaum Milenial

JAKARTA (Bisnis Jakarta)-
Tidak mau ketinggalan merebut ceruk pasar para milenial, PT Bank Tabungan Negara (BTN) merilis program bertajuk “KPR Gaeesss!”. Para milenial dipilih menjadi sasaran utama, karena mereka diprediksi akan mendominasi penduduk Indonesia pada tahun 2020 nanti dan sekaligus menjadi penggerak ekonomi nasional hingga tahun 2030. Demikian dikatakan Direktur BTN Budi Satria saat meluncurkan KPR Gaeesss di Jakarta, Rabu (3/10) malam.

Sesuai dengan sasarannya, kata Satria, KPR Gaeess! diracik menyesuaikan kebutuhan dan karakter generasi milenial yang ingin mendapatkan hunian murah, baik rumah tapak dan apartemen secara cepat, mudah dan terjangkau. KPR Gaeesss memberikan kemudahan, dari awal pengajuan aplikasi KPR atau KPA, dan biaya yang terjangkau untuk uang muka, biaya provisi, dan administrasi.

Keunggulan utamanya, kata dia, BTN memasukkan biaya proses KPR dalam plafon kredit dan nasabah tidak perlu mengendapkan dananya di rekening, sementara suku bunga kredit yang diberikan hanya 8,25% fixed selama 2 tahun.

Selain itu, Uang Muka atau DP yang dibutuhkan minimal 1% (khusus untuk debitur KPR rumah pertama), BTN juga memberikan diskon biaya provisi maupun administrasi sebesar 50%. Biaya-biaya proses KPR tersebut akan dimasukkan dalam plafon kredit.

Kemudahan yang lain, jelas Satria, program KPR Gaeesss dikemas bersama dengan KPR Zero, artinya debitur bisa mendapatkan cuti membayar utang pokok hingga 2 tahun. KPR Gaeesss juga memberikan pilihan tenor kredit yang panjang yaitu 20 tahun untuk KPA, dan 30 tahun untuk KPR. 

Untuk mendapatkan kemudahan tersebut, Budi menjelaskan   para generasi Y atau milenial yang berminat membeli rumah impiannya hanya disyaratkan masih berusia diantara 21 hingga 30 tahun. "Kami menargetkan KPR Gaeesss bisa membukukan kredit baru sebesar Rp 1,5 triliun hingga Desember 2018, atau sekitar Rp 500 miliar per bulan,” kata Budi.

Bonus demografi dari meningkatnya jumlah penduduk usia produktif khususnya kelas menengah menarik semua sektor bisnis, termasuk properti dan perbankan. “Peningkatan jumlah penduduk hingga saat ini belum diimbangi dengan pertumbuhan kepemilikan rumah, seperti di Jakarta dengan laju pertumbuhan rumah tangga sebesar 2.31% sementara  pertumbuhan kepemilikan rumah sebesar 2,82%, padahal backlog tahun 2016 saja masih sebesar 1,37 juta unit,” kata Budi.

Untuk mengatasi backlog, yang diperlukan tidak hanya subsidi KPR atau uang muka dari Pemerintah, namun juga dukungan seluruh pihak khususnya perbankan menyediakan program KPR yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing generasi. “Generasi milenial ini sangat kritis khususnya dalam melakukan investasi jadi KPR harus dibuat customize atau tailormade sesuai dengan karakter mereka,” kata Budi.

Dengan tambahan program KPR Gaeesss, BTN optimistis bisa membukukan target pertumbuhan kredit tahun ini diangka 19-20%. Adapun posisi KPR non subsidi (konvensional dan syariah) per Agustus ini adalah sebesar Rp 64, 1 triliun yang mengalir untuk pembiayaan sekitar 335.169 unit rumah. Dari pencapaian tersebut, sebesar Rp 2,3 triliun disalurkan dalam bentuk KPA  untuk sekitar 10.494 unit apartemen. 

Sementara realisasi KPR Non Subsidi (konvensional) per Agustus 2018 sebesar  Rp 9,91 triliun, sementara KPA sebesar Rp 546 miliar, angka tersebut mendekati target tahun ini yang dipatok Rp 18 triliun untuk KPR non Subsidi dan Rp 747 miliar untuk KPA. (son)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button