Pelaku Industri Furnitur Tingkatkan Investasi di Indonesia

JAKARTA (Bisnis Jakarta) – Para pelaku industri furnitur berniat meningkatkan investasinya di Indonesia. Melalui Pameran komponen dan aksesoris manufaktur furnitur di Indonesia, the International Furniture Manufacturing Components Exhibition (IFMAC) dan Woodworking Machinery Exhibition (WOODMAC) akan menghadirkan inovasi produk terbaik, mesin mutakhir, aksesoris dan komponen penting untuk memproduksi furnitur berkualitas tinggi.

Mengingat produksi furnitur dan kerajinan kayu juga memerlukan berbagai perangkat keras, maka IFMAC & WOODMAC digelar secara bersamaan dengan dua pameran terkait yakni INDOFASTENER dan INDOTOOLS & HARDWARE guna menghadirkan peralatan dan teknologi yang komprehensif untuk keseluruhan produksi furnitur dan nilai produksi. Kolaborasi kedua pameran yang berlangsung selama 4 hari hingga 30 September 2017 di Hall B dan C, Jakarta International Expo (JIEXPO) Kemayoran tersebut akan memberi energi pada sektor-sektor terkait dengan teknologi terkini sesuai kebutuhan.

Pameran secara resmi dibuka Ditjen ILMATE Kementerian Perindustrian, Ir. Zakiyudin, MA dan dihadiri Ketua Umum GAMMA (Gabungan Asosiasi Perusahaan Pengerjaan Logan dan Mesin Indonesia) Dadang Asikin, Wakil Ketua Umum HIMKI (Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia) Abdul Sobur, Direktur PT PINDAD Ir. Bobby Sumardiat Atmosudirjo, Direktur PT Daun Biru Engineering Ir. Rudy Andriyana, dan para pelaku industri lainnya.

Mengambil tema Global Technologies to Boost Indonesia’s Furniture Industry, IFMAC & WOODMAC 2017, juga akan mempertemukan pengusaha dalam negeri dengan mitra yang tepat, yang memiliki teknologi kelas dunia untuk melayani pasar dalam negeri. IFMAC WOODMAC difokuskan untuk membantu pelaku industri, agar dapat mengoptimalkan kondisi pasar yang menguntungkan sehingga dapat mendorong bisnis furnitur Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.

“Minat perusahaan-perusahaan luar negeri untuk berpartisipasi pada pameran IFMAC WOODMAC memperlihatkan tren yang terus meningkat. Hal ini seiring dengan meningkatnya permintaan dalam negeri akan furnitur berkualitas yang mencerminkan pertumbuhan properti di Indonesia. Di lain sisi, pengusaha lokal terus berupaya untuk meningkatkan proses produksi mereka dengan memanfaatkan inovasi-inovasi canggih untuk memenuhi permintaan akan gaya dan tren, ekspektasi layanan yang lebih cepat dan produksi yang lebih baik,” ujar Rini Sumardi, Direktur PT Wahana Kemalaniaga Makmur (WAKENI) selaku penyelenggara pameran.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur, berpendapat bahwa setidaknya ada 10 langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan daya saing industri furniture Indonesia. “Salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah peremajaan alat dan teknologi produksi. Dari tahun ke tahun, IFMAC WOODMAC memperlihatkan kemampuannya untuk secara efektif meningkatkan industri furnitur Indonesia ke pasar dunia.”

Diikuti 298 peserta pameran yang meliputi lebih dari 20 negara, IFMAC & WOODMAC 2017 kembali menarik perusahaan-perusahaan yang merupakan pemimpin di pasar pembuatan dan permesinan furnitur. Produsen dan penyedia solusi serta eksportir mesin pembuatan furnitur dan peralatan pemrosesan kerajinan kayu dari Jerman, Italia, Cina, Jepang, dan Amerika Serikat dari berbagai penjuru dunia akan hadir. Begitupun produsen-produsen dari negara-negara lain seperti, Taiwan, Austria, Spanyol, Korea Selatan dan Turki juga akan mengambil bagian pada pameran tersebut.

Di tahun ini, IFMAC & WOODMAC digelar pula bersamaan dengan pameran Kitchen + Bathroom Indonesia yang fokus menghadirkan produk dan solusi terkini untuk keperluan rumah dan bangunan. WAKENI berupaya untuk memberikan dampak bisnis yang lebih besar dan pengalaman serba lengkap bagi para pengunjung dan pelaku industri.

Pameran ini juga akan diramaikan seminar yang menghadirkan pakar industri ternama yang akan berbagi tren dan peluang pasar yang tersedia di industri furnitur dan woodworking di Indonesia dan dunia. Seminar-seminar tersebut antara lain: “Menumbuhkembangkan Daya Saing Industri Manufaktur Logam Dan Mesin Melalui Inovasi Dan Standarisasi”, “Global Technolgies to boost Indonesia Furniture Industries”, “Penataran Kode Etik Profesi Desainer Interior”, “Diskusi Panel: Profesi Arsitek dan Desainer dalam Kerangka Tenaga Kerja Konstruksi di Indonesia”, dan seminar “Intalks” yang akan bekerjasama dengan akademisi.

Industri furnitur dan kerajinan kayu Indonesia saat ini menyerap lebih dari 500 ribu tenaga kerja langsung di pabrik-pabrik serta 2,5 juta tenaga kerja tidak langsung yang merupakan pekerja dari subkon/outsourcing dan tenaga tidak langsung dari pekerja suporting industri terkait yang menjadi tulang punggung dan menjadi salah satu bantalan  ekonomi nasional yang teruji kuat. (grd)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button