JAKARTA (bisnisjakarta.co.id) – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) telah disiapkan Pemerintah sebagai kawasan yang memiliki keunggulan ekonomi dan geostrategis untuk mendukung peningkatan penanaman modal. Selain mengakselerasi pertumbuhan ekonomi wilayah dan pemerataan pembangunan secara nasional, transformasi kebijakan pengembangan KEK juga telah diarahkan untuk mampu membangun nilai tambah atas penguasaan teknologi dan sumber daya manusia. Hal tersebut sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo untuk membangun sumber daya manusia terlatih yang menguasai science dan teknologi.
“Pada dasarnya dengan Kawasan Ekonomi Khusus kita bisa menyediakan fasilitas untuk universitas. Baik institusi Inggris ingin mendirikan universitas sendiri atau Anda ingin berkolaborasi dengan universitas yang ada. Jadi saya pikir kemitraan dan peluang bisa tersedia dan kita juga bisa mengarahkan ke Kawasan Ekonomi Khusus,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Dewan Nasional KEK dalam pertemuan dengan Sir Steve Smith, Special Envoy dari Pemerintah United Kingdom sebagai International Education Champion, di Jakarta pada Rabu (30/11).
Dalam kesempatan tersebut, Sir Steve mengutarakan bahwa Indonesia menjadi prioritas dalam hubungan kerjasama Pemerintah United Kingdom, khususnya dalam hal pendidikan tinggi dan menyampaikan ketertarikan Pemerintah United Kingdom membawa 13 universitas dari United Kingdom untuk bekerja sama dan melihat potensi pengembangan kampus cabang di Indonesia.
“Kami menghadirkan 13 universitas, masih banyak lagi yang ingin datang. Kami secara khusus tertarik pada Kawasan Ekonomi Khusus, kami sangat tertarik dengan gagasan tentang bagaimana universitas kami dapat terlibat melalui pendirian kampus cabang atau melalui kemitraan, kemitraan kolaboratif dengan institusi Indonesia,” ungkap Sir Steve.
United Kingdom sendiri merupakan salah satu tujuan studi yang diminati pelajar Indonesia, dimana terdapat sekitar 3.000 pelajar Indonesia yang telah mendaftarkan diri. Kualitas pendidikan yang menawarkan berbagai jurusan, standar tinggi dalam pengajaran, waktu tempuh studi yang relatif pendek, dan kesiapan infrastruktur riset menjadi keunggulan universitas di United Kingdom.
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui transfer of knowledge antar pendidik maupun dari sistem pengajaran berstandar internasional dapat diwujudkan dalam kerangka kerja sama tersebut, termasuk penghematan devisa serta keuntungan mendapatkan kualitas pendidikan berstandar tinggi dengan biaya yang jauh lebih rendah.
“Kami pikir itu sangat menarik karena menurunkan biaya bagi siswa untuk mendapatkan pendidikan berkualitas tinggi. Keuntungannya adalah Inggris bekerja sama dengan organisasi Indonesia dan dengan otoritas pengatur, universitas Inggris menjamin kualitasnya. Kualitasnya harus sama seperti di Inggris. Dan keuntungan lainnya adalah biayanya jelas jauh lebih rendah daripada siswa bepergian ke Inggris,” tambah Sir Steve.
Menurut Sir Steve, kata kunci untuk pertemuan kali ini adalah kolaborasi, kemitraan, dan keberlanjutan. Kedepannya, Perguruan Tinggi Indonesia dapat bekerja sama secara kolaboratif dengan Perguruan Tinggi Inggris, baik melalui pertukaran staf dan siswa, hal ini diharapkan dapat membantu pembangunan kapasitas penelitian di Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menyampaikan peluang untuk membuka kampus cabang dari United Kingdom di 4 (empat) KEK yaitu KEK Nongsa dengan tema digital (IT), animasi, dan artificial intelligence; KEK Singhasari dengan tema digital (IT), animasi, industri kreatif, dan hospitality; KEK Lido dengan fokus industri kreatif, dan hospitality; serta KEK Sanur di bidang medis, kesehatan, serta research and development, dan tidak menutup kemungkinan di area baru yang kemudian ditetapkan menjadi KEK. *rah