BISNISJAKARTA.co.id – Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan bahwa APBN saat ini akan terus menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi, seiring dengan visi pemerintah untuk bisa keluar dari middle income trap. Menurutnya, perekonomian global saat ini mengalami ketidakpastian akibat volatilitas sektor keuangan, peningkatan tensi geopolitik, perubahan iklim, serta populasi dunia yang terus menua.
Oleh karenanya, ia menyebut saat ini adalah waktu yang tepat bagi Indonesia untuk melakukan transformasi ekonomi. “Transformasi ekonomi dibutuhkan untuk bisa keluar dari middle income trap. Ini sangat penting agar kita bisa memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi,” ujar Wamenkeu Suahasil dalam acara Permata Bank Economic Outlook 2025 di Jakarta pada Selasa (3/11).
Untuk itu, ia pun menekankan pentingnya strategi anggaran yang berfokus pada alokasi dan distribusi yang lebih baik sekaligus stabilisasi ekonomi. “Sangat penting bagi APBN untuk terus memiliki strategi agar dapat menjalankan fungsi alokasi, distribusi, dan juga stabilisasi ekonomi secara lebih baik. APBN saat ini telah disusun dan diimplementasikan dengan memperhatikan tiga tujuan tersebut,” tambahnya.
Ia menjelaskan, fungsi stabilisasi yang dilakukan APBN akan memastikan ekonomi Indonesia dan masyarakat tidak akan terdampak secara langsung oleh volatilitas global. APBN juga menjalankan fungsi distribusi dengan memastikan bahwa anggaran akan dialokasikan kepada masyarakat, sektor, dan daerah yang membutuhkan. Selain itu APBN juga menjadi alat untuk mengalokasikan sumber daya secara lebih baik dalam perekonomian.
Ia pun menggarisbawahi empat prioritas utama pemerintah, yaitu ketahanan pangan, ketahanan energi, penyediaan makanan gratis untuk anak-anak, dan hilirisasi. “Empat hal inilah yang sangat penting bagi pemerintah saat ini,” ujarnya.
Acara dengan tema “Beyond Commodities: Unlocking Indonesia’s Untapped Economic Potential ini dihadiri oleh berbagai pemimpin dan ahli industri, membahas peluang dan tantangan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian geopolitik dan perubahan kebijakan moneter global.