Pendukung Jokowi Klaim Unggul di Pulau Jawa

JAKARTA (Bisnisjakarta)-
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengungkapkan pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin masih menguasai perolehan suara di Pulau Jawa. Di Provinsi Jawa Barat, perolehan suara Jokowi-Ma'ruf unggul dengan selisih hanya dua persen saja.

Muhaimin mengatakan, konsentrasi tim sukses Jokowi-Ma'ruf kini difokuskan di pulau jawa yang dianggap memiliki suara terbesar di banding provinsi lain di luar Pulau Jawa. "Konsentrasi pada basis yang dibilang masih perlu ditingkatkan elektabilitas, utamanya di Banten, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah," katanya.

Paling aman relatif di Jawa Timur sudah sampai angka 65 persen, dan Jawa Tengah yang mirip-mirip. "Tinggal Jawa Barat, sudah unggul tapi masih 50-an persen. Kalau kita (Jokowi-Ma'ruf) 51 persen, sana (Prabowo-Sandi) 49 persen," sebut Cak Imin di Jakarta, Jumat (15/2.

Cak Imin mengatakan, survei itu dilakukan oleh internal partainya. PKB, lanjut Cak Imin juga akan terus menginstruksikan calegnya untuk terus memenangkan Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019. "Ya kita gerakan kembali caleg-caleg supaya tidak hanya bekerja untuk kursinya tetapi untuk capresnya," ujarnya.

Sementara itu, dua bulan menjelang pencoblosan 17 April 2019, lembaga survei Indomatrik merilis survei terbarunya. Selisih elektabilitas pasangan Capres-Cawapres petahana Jokowi-Ma'ruf Amin hanya terpaut 3,93 atas sang rival, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. "Selisih elektabilitas dua pasangan Capres-Cawapres bersaing ketat," kata Direktur Riset Lembaga Survei Indomatrik, Syahruddin YS.

Menurut Syahruddin, selisih elektabilitas antara keduanya di angka 3,93 persen ini karena dampak penilaian masyarakat terhadap rendahnya kinerja Jokowi yang tidak sesuai dengan janji kampanye 2014.

Dari selisih angka tersebut, Prabowo-Sandi mendapatkan simpati publik sebesar 44,04 persen, sedangkan Jokowi -Ma’ruf 47,97 persen. Sementara mereka yang belum menentukan pilihan atau swing voter tapi akan berpartisipasi dalam Pilpres sekitar 7,99 persen.

Ia menjelaskan, elektabilitas Prabowo-Sandi yang bertengger di angka 44,04 persen ini disebabkan oleh beberapa asumsi responden. Diantaranya, alasan menginginkan perubahan, mampu memperbaiki ekonomi, mampu membawa Indonesia lebih baik, dan figur Prabowo-Sandi yang dipandang berkarakter tegas dan berwibawa.

Sementara figur Jokowi-Ma’ruf memperoleh elektabilitas sebesar 47,97 persen karena dianggap kerjanya terlihat, memberikan bantuan berupa materi terhadap warga, merakyat dan berpengalaman.

Hasil ini dinilai bisa menjadi rujukan bagi Paslon Prabowo-Sandi maupun Jokowi-Ma’ruf untuk bekerja lebih keras lagi dalam mencari simpati masyarakat demi memenangkan pertarungan di 17 April 2019 mendatang. (har)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button