
BISNISJAKARTA.co.id – PT Mitra Angkasa Sejahtera Tbk (kode saham: BAUT), perusahaan distribusi produk mur dan baut berskala nasional, menyampaikan optimismenya terhadap prospek bisnisnya. BAUT menargetkan penjualan sebesar Rp160 miliar pada tahun 2025.
Hingga akhir Juni, Perusahaan telah membukukan penjualan senilai Rp61 miliar, dengan optimisme tinggi terhadap peningkatan signifikan di Semester II, seiring mulai bergulirnya kembali berbagai proyek pembangunan nasional maupun swasta.
Berbagai strategi dijalankan untuk mengejar target ini, termasuk ekspansi pasar, peningkatan SDM, serta penguatan strategi digital marketing dan customer engagement melalui program loyalitas RJ Points dan konten edukatif di media sosial.
Meski sempat menghadapi tantangan akibat pengurangan belanja negara di sektor infrastruktur lebih dari 70% yang berdampak pada turunnya permintaan mur dan baut hingga lebih dari 20% pada tahun 2024, manajemen BAUT tetap memandang 2025 sebagai momentum untuk bangkit dan bertumbuh.
Pasar utama BAUT masih ditopang sektor konstruksi, yang dinilai akan terus tumbuh dalam 3–5 tahun ke depan. Sektor manufaktur furnitur, alat elektronik, hingga pertanian dan kereta api juga menjadi kontributor penjualan yang signifikan.
Simon Hendiawan selaku Direktur PT Mitra Angkasa Sejahtera Tbk, mengungkapkan, “Kami melihat indikator positif sejak awal Semester II 2025 yang menunjukkan mulai bergeraknya aktivitas ekonomi, termasuk dari sektor swasta maupun pemerintahan,” ujarnya.
Untuk itu tambahnya, guna menjaga kelangsungan bisnis, BAUT mengusung berbagai strategi utama, antara lain, dengan memperluas jaringan distribusi, meningkatkan efektivitas tim penjualan dengan fokus pada end-user, serta membuka outlet baru pada kuartal III/IV 2025. Selain itu, BAUT memasarkan produk-produk dengan margin optimal dan menjalankan efisiensi melalui pendekatan right sizing, menyesuaikan struktur tenaga kerja dengan kebutuhan aktual.
“Meski bukan produsen, strategi digitalisasi tetap menjadi pilar penting perusahaan, BAUT telah mengimplementasikan sistem internal YAPOS, yang mengonsolidasikan proses penjualan, manajemen gudang, hingga aktivitas tim lapangan. Sistem ini membantu pengambilan keputusan berbasis data secara cepat dan tepat,” papar Simon.
Adaptasi Tren Industri dan Tantangan Global
Berbeda dengan industri lain yang sensitif terhadap tren pasar, sektor mur dan baut lebih dipengaruhi oleh kebutuhan spesifik dari sektor konstruksi dan manufaktur. Saat ini, terjadi pergeseran dari penggunaan produk umum menuju produk dengan bahan yang lebih spesifik dan berkualitas tinggi. Inovasi dalam industri ini juga banyak terjadi pada sisi proses, seperti penerapan IoT dan robotik dalam proses manufaktur dan distribusi untuk meningkatkan efisiensi.
Namun demikian, sebagai distributor, BAUT tetap menjaga kelincahan pasokan dengan mengombinasikan produk lokal dan impor.
“Jika produk lokal tersedia dan memenuhi kebutuhan user, kami akan memprioritaskan. Namun kami juga bersifat adaptif jika harus melakukan pengadaan melalui impor demi memenuhi kebutuhan pelanggan,” tegas Simon.
Untuk tahun 2025, BAUT menargetkan keterlibatan dalam sejumlah proyek strategis nasional seperti pembangunan smelter, sistem pengolahan air limbah, kawasan industri (Kendal, Demak, Batam, JIIPE Gresik, PIER Pasuruan), hingga proyek jalan tol dan bandara. Di sisi ritel, BAUT juga memasok produk untuk jaringan Mr. DIY di seluruh Indonesia.
“PT Mitra Angkasa Sejahtera Tbk menegaskan komitmennya untuk menjalankan bisnis secara berkelanjutan, kompetitif, dan adaptif terhadap dinamika pasar. Melalui kombinasi strategi distribusi yang solid, pemanfaatan teknologi, serta pendekatan yang fokus pada kebutuhan pelanggan, BAUT optimistis akan meraih hasil yang lebih baik di Semester II dan mencapai target tahunan 2025,” pungkasnya.