Bisnisjakarta.co.id – Dalam mewujudkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Institut Teknologi Indonesia menggelar kegiatan workshop strategi pengkonversian MBKM ke dalam 20 sks mata kuliah.
Kegiatan ini bersamaan dengan penandatanganan kesepakatan dengan mitra perguruan tinggi, institusi pemerintah, dan industri swasta yang diselenggarakan di serpong Tangerang.
Melalui kerja sama dengan mitra diharapkan 20 sks yang diserahkan ke industri dapat memenuhi standar kualifikasi kompetensi.
Program MKBM ISS (Institusional Supporting System) sudah berjalan sejak juli sampai dengan hari
ini dan sudah di laksanakan beberapa kegiatan antara lain pemuktahiran atau pembaruan panduan kebijakan sop dan juga membangun system web MBKM.
Dr. Ir. Marzan Aziz Iskandar selaku rektor Institut Teknologi Indonesia mengatakan terkait batasan dalam hal akademik untuk program kampus merdeka bernilai 20 SKS yang dibahas bersama dengan 13 mitra industri.
“Jadi yang 20 SKS kita serahkan kepada industri ini cocok, link match dengan standard kompetensi kualifikasi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, jangan terlalu berat jangan juga terlalu rendah. Yang kedua tentu saja industri semakin menerima kehadiran mahasiswa sebagai bagian dari sistem produksi, manajemen korporasi mereka.” Kata Marzan Aziz.
Program MBKM merupakan salah satu program utamanya magang mahasiswa industri magang mahasiswa lembaga riset yang bertujuan nanti 20 sks yang ditinggalkan mahasiswa di kampus dan akan didapatkan di industri yang memang dengan sks yang sebenar benarnya dan memberikan kesempatan mahasiswa magang yang benar-benar sudah teruji dan terampil.
Mitra kerjasama worksop strategi pengkonvesian kegiatan MBKM ke dalam 20 sks mata kuliah diantaranya PT. Republik Mentor Indonesia, PT. Agronesia, PT. Kirana Mitra Abadi, PT. Torabika Eka Semesta (Mayora Group), PT. Bangun Beton Pratama, PT. Langgeng Jaya Abadi Perkasa, PT. Integral Industrial Indonesia, Yayasan Rumah Kesadaran, PT Enerba Teknologi, Lembaga Pelatihan Kompetensi Teknik dan Manajemen Industri, Lembaga Sertifikasi Profesi Universitas Islam Syekh Yusuf serta Perluni PWK ITI.
Vice President produksi dan pemasaran PT. Agronesia, Widia Bagja mengatakan bahwa mou tersebut merupakan langkah awal kerjasama dengan ITI dan saling berkolborasi dalam menunjang penelitian bahan bahan produk berbahan dasar karet untuk kebutuhan transportasi dan mengajak mahasiswa agar tertarik mengembangkan di bidang karet.
“MoU ini adalah awal dari kerja sama yang akan dilakukan dengan ITI untuk saling berkolaborasi menunjang penelitian produk berbahan dasar karet untuk kebutuhan transportasi” kata Widia Bagja
“setelah dari MoU ini kita akan menginjak ke PKS nanti, PKS itu lebih detail lagi untuk produk yang akan dilakukan penelitian bersama ITI. Tujuannya untuk melibatkan teman-teman mahasiswa dan teman-teman badan peneitian yaitu BRIN kedalam sebuah produk yang berdaya guna tinggi dan juga akhirnya nanti akan meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri di beberapa bidang transportasi.” Lanjutnya.***