AirNav, Behind on the Sky

JAKARTA (Bisnis Jakarta) – Pernahkah Anda membayangkan kenapa pesawat terbang tidak pernah mengalami insiden saat berada di udara. Jangan pula dikira ruang udara yang luas itu tidak ada aturannya. Dari arah mana dan kapan pesawat terbang harus take off dan landing. Semua itu terjadwal dengan tertib dan teratur dalam rangka menjaga keselamatan jutaaan nyawa manusia, sekarang dan selamanya.

Selama ini tak banyak yang mengenal institusi bernama Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau Airnav Indonesia. Hanya orang-orang yang terlibat dalam dunia penerbangan saja yang mengenal lembaga yang sangat vital itu. Karena keselamatan penerbangan dan penumpang berada di tangan orang-orang berketerampilan khusus di lembaga ini. Behind on the Sky, begitu menggambarkan mereka yang terikat dengan kerja mengatur lalu lintas pesawat terbang baik di darat maupun di udara itu.

Dirut AirNav Indonesia Novie Riyanto mengakui, industri penerbangan yang terus tumbuh dengan pesat membuat pengaturan lalu lintas udara makin kompleks. Meski demikian dan meski keterbatasan personil, keselamatan penerbangan tetap menjadi prioritas pertama dan utama yang tak mengenal kompromi. “Navigasi adalah sebagai jantung transportasi udara,” kata Novie memberikan perumpamaan.

Ia memastikan, penyelenggaraan pelayanan navigasi penerbangan berorientasi kepada keamanan dan keselamatan penerbangan, bukan mencari keuntungan. Oleh karena, Novie memaparkan, kinerja penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan nasional bukan diukur dari seberapa besar keuntungan yang diperoleh, namun diukur dari tingkat keamanan dan keselamatan yang diberikan.

Untuk mewujudkan itu semua, kata Novie, sangat dipengaruhi oleh beberapa unsur, seperti ketersediaan dan kecakapan sumber daya manusia, peralatan dan teknologi, prosedur yang sesuai dengan standar yang diatur secara ketat dalam Civil Aviation Safety Regulation (CASR).

Novie mengungkapkan, jumlah pergerakan pesawat take off dan landing yang dilayani AirNav Indonesia terus meningkat. Jika tahun 2015 lalu jumlah pergerakan pesawat mencapai 1.260.194 pergerakan, setahun kemudian meningkat menjadi 1.521.278 pergerakan. Pada periode yang sama, lebih dari 75 juta penumpang serta 60 penerbangan dari luar negeri pertahun melintasi udara Tanah Air. Angka itu akan terus meningkat seiring dengan kewenangan AirNav Indonesia melayani hampir 300 bandar udara.

Dengan visi Menjadi Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Bertaraf Internasional, Novie mengatakan, AirNav Indonesia menyusun lima pilar utama yaitu seamless Air Traffic Management, safety performance, customer satisfaction, corporate sustainability, dan information technology. “Kelima pilar ini akan menjadi fokus utama dalam roadmap AirNav Indonesia,” paparnya.

Meski begitu, AirNav Indonesia tidak bisa bekerja sendiri. Sinergi erat bersama seluruh pemangku kepentingan di sektor penerbangan menjadi kata kunci untuk mewujudkan kelancaran, keteraturan, keamanan, dan keselamatan penerbangan di ruang angkasa Nusantara. “Sinergi ini tentu akan berkontribusi pada peningkatan keselamatan penerbangan dan pengoptimalan kapasitas airspace dan airport,” jelas Novie.

Secara internal, Novie memastikan, untuk mewujudkan itu semua tidak lepas dari kualitas sumber daya manusia yang menggerakkan teknologi AirNav Indonesia. Selain merekrut karyawan yang memiliki kompetensi fungsional dan teknis, secara periodik karyawan diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan baik di dalam maupun di luar negeri dalam rangka penguasan teknologi yang terus berkembang.

Pada akhirnya, selama lima tahun melaksanakan tugas di bidang navigasi penerbangan, tata kelola AirNav Indonesia dirasakan begitu penting bagi keberlangsungan dan penyelenggaraan keselamatan penerbangan. Hal ini terbukti makin menurunnya insiden kecelakaan di dunia penerbangan Tanah Air.

Dan, dalam rangka mewujudkan layanan navigasi berkelas dunia, AirNav Indonesia harus tetap berupaya meningkatkan pelayanan navigasi melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur, dan modernisasi peralatan. (son)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button