BOGOR (Bisnis Jakarta) – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor resmi manyampaikan ekspos data indikator utama capaian target program pembangunan ekonomi dan sosial di Kota Bogor Selasa, (26/05).
Kepala BPS Kota Bogor, Budi Hardiyono, dalam paparannya di hadapan Walikota Bogor, Bima Arya menyampaikan, ekpos data dan indikator pembangunan oleh BPS ini mencakup jumlah penduduk, angka pengangguran, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan per kapita hingga Indeks Pembangunan Manusia (IPM). “Ekpos ini selain untuk memperingati Hari Statistik Nasional juga untuk mengingatkan kepada organisasi perangkat daerah (OPD) dan masyarakat, jika data statistik begitu penting dalam kehidupan sehari-hari,” kata Budi.
Menurut Budi, apapun yang dilakukan sebenarnya menggunakan data statistik dari yang paling sederhana sampai pada data indikator ekonomi dan sosial. “Ya, data statistik ekonomi dan sosial ini akan menjadi dasar acuan bersama dalam membuat kebijakan di Pemerintah Pusat dan Daerah,” jelasnya.
Salah satu data yang bisa dijadikan bahan kebijakan yakni IPM. Pasalnya, didalam IPM memuat indikator angka harapan hidup, angka pendidikan, angka lama sekolah dan pengurangan perkapita. “IPM Kota Bogor di 2016 tercatat diangka 74,50 atau menjadi peringkat ke-5 di Provinsi Jawa Barat,” ungkapnya.
Meski begitu, kata Budi, masih ada beberapa hal yang perlu dievaluasi, terutama terkait masalah pendidikan dan lama sekolah di Kota Bogor yang masih diangka 10,5. “Dari indikator angka ini jelas menunjukan masih ada anak di kota ini yang putus sekolah atau tidak melanjutkan sekolah,” terangnya.
Masih begitu tingginya angka putus sekolah di Kota Bogor saat ini tentu perlu dukungan dan kerja keras dari semua pihak, khususnya lembaga dan dinas terkait dalam upaya mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan,” ujarnya.
Walikota Bogor, Bima Arya, dalam mensikapi fakta dan data masih begitu tingginya angka putus sekolah di kotanya ini langsung menginstruksikan kepada dinas terkait untuk mendorong pendidikan di Kota Bogor agar jangan sampai ada siswa yang Drop Out (DO). “Tolong Pak Kadis ini diperhatikan betul-betul. Kalau ada anak-anak yang belum lulus agar diupayakan melakukan sekolah kejar Paket dan program lainnya,” instruksi langsung dari Wali Kota Bogor, Bima Arya. (bas)