Calon Bupati Bima H Arifin ingin Kabupaten Bima dikembangkan sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) di NTB bagian timur.
“Potensi pariwisata yang melimpah
tersebut berupa potensi alam dan budaya yang berkembang di Kabupaten Bima,” kata Arifin di Bima, Rabu (6/5).
Harapan ini sangat beralasan mengingat Kabupaten Bima memiliki potensi dan daya dukung untuk menjadikan Kota Bima sebagai daerah wisata transit alternatif dan prospek pengembangan pariwisata di Kabupaten Bima.
Beberapa langkah yang harus dilakukan untuk mengembangkan sarana dan prasarana pariwisata di Kabupaten Bima tersebut, lanjut dia dilakukan inventarisasi dan pendataan terhadap sejumlah sarana kesehatan, transportasi, air bersih, energi, perbankan, pos,
telekomunikasi, dan usaha sarana dan jasa pariwisata. “Termasuk data untuk menggali potensi daya tarik wisata di Kabupaten Bima yang melimpah,” kata dia.
Untuk pengembangan pariwisata di Bima tersebut, kata dia, ada beberapa strategi pengembangan pariwisata Kota Bima sebagai daerah transit wisata alternatif . Yakni strategi umum dan strategi alternatif. Strategi umum meliputi strategi pengembangan dan penetrasi pangsa pasar dan pengembangan produk wisata.
Adapun strategi alternatif meliputi pengembangan daya tarik wisata di Kabupaten Bima, peningkatan keamanan, pengembangan prasarana dan sarana pariwisata, promosi, perencanaan dan pengembangan pariwisata berkelanjutan dan berbasis kerakyatan, serta pengembangan sumber daya manusaia kepariwisataan dan lembaga pariwisata.
Ia juga menambahkan bahwa program yang dirancang untuk pengembangan Kabupaten Bima sebagai daerah tujuan
wisata meliputi program penyusunan blok kawasan, program pengembangan produk
wisata, program inventarisasi daya tarik wisata, program peningkatan keamanan melalui Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling), pembangunan hotel berbintang, meningkatkan
akses, rencana pengembangan sarana wisata tirta, penyediaan fasilitas toilet dan kamar mandi umum.
Upaya lain masih, kata dia, penyediaan ruang terbuka (open space), memperluas pangsa pasar, melakukan promosi melalui Biro Perjalanan Wisata, melakukan promosi melalui internet dan media lainnya, mendirikan TIC (Tourism Information Centre), melaksanakan
pentas kebudayaan,pelestarian nilai sosial budaya, pemberdayaan masyarakat. “Serta membentuk lembaga pengelolaan daya tarik wisata, meningkatkan kualitas SDM pariwisata, serta mengadakan kampanye sadar wisata dan sosialisasi sapta pesona,” harapnya.
Dia juga menjelaskan bahwa pada era digital dan sosial media yang semakin menjamur dan telah menjadi kebutuhan bagi manusia saat ini menjadi sebuah hal yang perlu dimanfaatkan untuk kemajuan dalam berbagai sektor seperti perekonomian dan pariwisata.
Tingginya minat traveling dan berpariwisata pada anak muda jaman sekarang (kekinian) bisa menjadi sebuah keuntungan tersendiri terhadap pertumbuhan perekonomian dan pariwisata daerah.
Bima, merupakan kota yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang saat ini juga sedang berkembang untuk maju menjadi sebuah kota yang memiliki daya tarik tersendiri di sektor pariwisata. Potensi Pariwisata yang besar namun tidak di kelola dengan baik dapat menjadi masalah yang sangat serius bagi pemerintahan daerah.
Menurut Arifin, Kabupaten Bima bisa menjadi sektor Pariwisata yang akan mendunia jika dikelola dengan baik. Ia mengatakan siap untuk membantu untuk mengembangkan sektor pariwisata, sehingga setiap saat siap untuk dikunjungi oleh turis domestik maupun mancanegara.
Kabupaten Bima memang memiliki potensi pariwisata yang besar, Wisata di Bima yang saat ini sudah dikenal luas Seperti Pantai Pink, Pulau Kelapa, Pulau Ular, Pantai Pasir Putih, Sarang Burung Walet, Pantai So Dau, Pantai Nanga Kala, Pantai Papa, Pantai Lariti, Pantai Kalaki, Pantai Lawata, Pantai Wane, Pantai Rontu, Pantai Woro, Pantai Ama Hami, Pantai Ule, Pantai Kolo, Pantai Oi Fanda, Pantai Tanjung Meriam, Pantai Torowamba, Pantai Oi Caba, Gunung Tambora, Gunung Sangiang Api, Gunung Lambitu, Uma Lengge dan Lain-lain. (son)