Festival Tabut Bengkulu Masuk 100 Calender of Event (CoE) Wonderful Indonesia

JAKARTA (Bisnis Jakarta) – Tahun ini, Festival Tabut menjadi satu-satunya event dari Bengkulu yang masuk 100 Wonderful Events Indonesia dan didukung oleh Kementerian Pariwisata. Tabut Bengkulu tidak hanya memiliki daya tarik dalam aspek ritual agama, namun sudah berkembang menjadi atraksi wisata.

“Perayaan tabut sudah ada sejak 1685, pertama kali dilaksanakan oleh Syekh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo. Event ini selalu dinanti banyak orang. Apalagi event ini masuk dalam 100 CoE Kemenpar, tentunya akan jadi magnet tersendiri,” ujar Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta, Rabu (5/9).

Dari sejarahnya, menurut Rohidin, ritual Tabut dilakukan untuk mengembalikan ingatan masyarakat Bengkulu pada masa perjuangan dan kepahlawanan, serta kematian cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di Padang Karbala, Irak pada 10 Muharam 61 Hijriah (681 M).

Rohidin mengatakaan, Pemerintah Provinsi Bengkulu bersyukur karena event tabut ini bisa masuk 100 Calendar of Events (CoE) Wonderful Indonesia. Jika selama ini tabut lebih banyak dinikmati masyarakat lokal, pelaksanaan tahun ini diharapkan mampu menyedot wisatawan mancanegara.

“Kita berharap, Kemenpar membantu promosi hingga ke luar negeri untuk memancing wisman datang di tahun berikutnya. Karena banyak yang bisa dinikmati di Bengkulu,” kata mantan Wakil Bupati Bengkulu Selatan ini.

Tabut menjadi daya pikat bagi wisatawan Timur Tengah karena memiliki keterkaitan dengan wisatawan Timur Tengah. Yaitu cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib yang berasal dari Arab. Begitu juga negara yang cukup dekat dengan Provinsi Bengkulu seperti Singapura, Malaysia, dan Inggris.

Pelaksanaan Festival dan ritual Tabut Bengkulu dilaksanakan selama 10 hari, mulai dari 1 hingga 10 Muharam Tahun Hijriah. Untuk tahun ini bertepatan dengan tanggal 10 -20 September 2019 Masehi.

Ritual tersebut dilaksanakan langsung oleh kelompok masyarakat yang dikenal dengan Kerukunan Keluarga Tabut (KKT) Bengkulu.

Di hari pertama dilaksanakan prosesi mengambik tanah (mengambil tanah), hari kedua prosesi duduk penja (mencuci jari-jari), hari ketiga menjara (mengandun), hari keempat meradai (mengumpulkan dana), dan hari kelima arak penja (mengarak jari-jari).

Dilanjutkan pada hari keenam dengan prosesi arak serban (mengarak sorban), hari ketujuh gam (tenang/ berkabung), hari kedelapan arak gedang (taptu akbar), hari kesembilan tabut bersanding dan hari kesepuluh sebagai puncak prosesi, yaitu tabut tebuang (pembuangan tabut).

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, ada 56 event pariwisata di Bengkulu. Festival tabut ini yang masuk dalam CoE dan didukung Kemenpar.

“Tabut Bengkulu masuk di antara 100 Calender of Event (CoE) Wonderful Indonesia yang digelar dalam tahun ini. Event budaya unggulan Bengkulu ini sepenuhnya mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata,” kata Menpar Arief Yahya.

Ke depan, Menpar Arief mendorong agar Provinsi Bengkulu memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk pariwisata. Dengan dibentuknya KEK pariwisata, maka investor tidak lagi akan dipersulit terutama mengenai perizinannya.

“Yang paling bermasalah itu izin. Kita akan ubah mental birokrasi yang lama. Yaitu dengan membentuk KEK. Ketika kawasan menjadi khusus maka akan menjadi istimewa. Dari daerah yang sudah memiliki KEK. Yang KEK pertumbuhannya bagus itu adalah Mandalika,” sebut Menpar Arief.

Kepada pemprov Bengkulu, Airef mengatakan dirinya sangat ingin memfasilitasi daeragh-daerah untuk dijadikan KEK untuk pengembangan pariwisatanya. “Kalau mau tahun ini saya mau banget untuk memfasilitasi. Khusus untuk Bengkulu akan saya tunjuk satu orang untuk menangani khusus ini. Bengkulu belum punya satupun (KEK),” katanya.

Nantinya, dengan KEK maka daerah memiliki badan otoritas sendiri. Untuk pembangunan awal, Arief menyarankan pengembangan pariwisatanya bisa digabuyng dengan kawasan insdutri yang ada tempat pariwisatanya.

“Poin saya ketika punya KEK maka investor tidak punya keraguan dilempar ke sana kemari. KEK yang kemungkinan dimiliki Bengkulu adalah Pulau Baai. Kebetulan areanya dimiliki BUMN. Pelindo II. Bisa dijadikan KEK. Tidak harus semuanya untuk pariwisata,” kata Arief. (har)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button