MAKASSAR (Bisnis Jakarta) – Bercermin dari terus meningkatnya jamaah haji yang berangkat melalui embarkasi Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), maskapai Garuda Indonesia menilai bahwa potensi penerbangan umroh dari Indonesia Timur semakin besar. “Embarkasi Makassar ini memberangkatkan tak hanya jamaah asal Sulsel saja, tetapi juga beberapa provinsi lainnya di Indonesia Timur,” jelas VP Region Kalimantan, Sulawesi & Papua I Wayan Supatrayasa di Makassar, Sabtu (28/7).
Jamaah haji selain dari Sulsel yang melalui Makassar, diantaranya juga dari Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Ternate, Papua, dan Papua Barat.
Untuk itu, kata Wayan, pihaknya akan menambah frekuensi pemberangkatan umrah dari sebelumnya tiga kali semingu menjadi lima kali seminggu. “Kami menggunakan pesawat Airbus 330-300 dengan kapasitas angkut 350 penumpang kelas ekonomi,” tutur dia.
Penambahan frekuensi ke Jeddah itu menurut rencana akan dimulai pada November 2017, setelah musim Ibadah Haji usai. “Garuda berusaha mengakomodir kebutuhan penumpang yang akan beribadah ke Tanah Suci melalui umrah, karena melihat potensi haji, kuota, dan waktu tunggu, dimana salah satu kota ada yang sudah mencapai 30 tahun waktu tunggunya,” pungkas Wayan.
Terkait dengan keberangkatan haji tahun ini, Wayan mengatakan, total kloter yang diterbangkan dari embarkasi Makassar sebanyak 35 kelompok terbang (kloter) dengan 15.911 jamaah haji menggunakan pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-400. “Untuk gelombang pertama penerbangan dengan tujuan Madinah,” ujar Wayan.
Penerbangan selama 11 jam tersebut, kata Wayan, penumpang akan memeroleh menu makan dua kali yang disajikan dengan makanan khas Indonesia. Sedangkan untuk meningkatkan kenyamanan jamaah selama penerbangan dari segi bahasa, Garuda juga menyiapkan dua hingga tiga pramugari atau pramugara lokal. Hal itu lantaran masih banyaknya penumpang yang hanya bisa berbahasa daerah. Dengan adanya kru lokal, maka akan memudahkan dalam berkomunikasi. (son/balipost)