
BISNISJAKARTA.co.id – Untuk pertama kalinya International Federation of Sport Climbing (IFSC) di Indonesia digelar di luar Kota Jakarta. Bali khususnya Nusa Dua menjadi tuan rumah penyelenggaraan ajang internasional yang mendatangkan atlet dari 32 negara. Ada ribuan orang yang akan datang ke Bali dalam kompetisi panjat tebing tingkat dunia pada 2-4 Mei ini sehingga memberi peluang tambahan untuk mendongkrak tingkat hunian atau okupansi kamar hotel di Nusa Dua dan sekitarnya.
Direktur Komersil ITDC, Troy Warokka pada konferensi pers yang berlangsung di Nusa Dua, Kamis (1/5) sore mengatakan, ada enam hotel berbintang empat dan lima di dalam kawasan Nusa Dua yang telah berkomitmen untuk mendukung penyelenggaraan acara, dengan menyediakan akomodasi bagi atlet, official, panitia, serta awak media. Diperkirakan sekitar 2.000 hingga 3.000 orang akan hadir selama rangkaian kegiatan, dengan target tingkat hunian hotel mencapai 75 persen
Ia menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan oleh penyelenggara. “Terpilihnya The Nusa Dua sebagai venue utama IFSC World Cup 2025 merupakan bukti kesiapan infrastruktur kami serta kemampuan manajerial dalam menyelenggarakan event berskala global. Hal ini sekaligus memperkuat posisi The Nusa Dua sebagai destinasi unggulan untuk berbagai event bertaraf nasional maupun internasional,” ungkapnya.
Dia mengungkapkan The Nusa Dua mencatatkan kinerja positif sepanjang Triwulan I 2025, dengan rata-rata okupansi hotel mencapai 68,36 persen, lebih tinggi dari capaian pada periode yang sama tahun 2019 (67,59 persen). Jumlah kunjungan wisatawan mencapai 769.555 orang, meningkat 15,32 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kami optimistis dengan ekosistem pariwisata yang kuat, kolaborasi multipihak, dan rekam jejak sebagai tuan rumah event internasional, The Nusa Dua siap menjaga stabilitas okupansi dan kunjungan wisatawan hingga akhir 2025,” tambah Troy Warokka.
Sementara itu, Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Yenny Wahid, menyatakan, pemilihan The Nusa Dua sebagai lokasi kompetisi sangat tepat. “Kawasan The Nusa Dua tidak hanya menawarkan fasilitas berkelas internasional, tetapi juga menghadirkan atmosfer yang mendukung fokus dan semangat para atlet. Penyelenggaraan IFSC World Cup 2025 di kawasan ini menjadi momentum strategis dalam mendorong peningkatan prestasi panjat tebing Indonesia sekaligus mempromosikan olahraga ini kepada khalayak nasional dan internasional,” ujarnya.
Ajang ini juga memperkuat posisi Indonesia, khususnya Bali, sebagai destinasi sport tourism unggulan. Dukungan dan atensi dari Pemerintah Provinsi Bali diharapkan mampu mengakselerasi pertumbuhan ekosistem olahraga panjat tebing serta memberikan dampak ekonomi yang signifikan melalui sektor pariwisata olahraga.
Penyelenggaraan IFSC World Cup 2025 diyakini memberikan dampak ekonomi langsung dan tidak langsung bagi kawasan dan masyarakat sekitar. Manfaat ini mencakup peningkatan konsumsi wisatawan, kenaikan tingkat okupansi tenant kawasan dan UMKM lokal, serta aktivasi layanan transportasi dan logistik. Selain itu, pelibatan tenaga kerja dari desa-desa penyangga The Nusa Dua juga menjadi bagian dari strategi dalam mendukung pemberdayaan masyarakat lokal.