BOGOR (Bisnis Jakarta) Ratusan mahasiswa di Bogor mendesak Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol.PP) Kota Bogor, Herry Harnadi mundur dari jabatannya. Pasalnya menuurt meraka, Herry selaku Kepala Satpol.PP di Bogor harus bertanggungjawab atas buruknya kinerja jajarnnya dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai pengayom dan penegak perturan daerah (Perda) di kotanya.
“Para oknum anggota Satpol PP Bogor di bawah komando Pak Herry Harnadi sangat arogan dan sewenang-wenang dalam menangani berbagai persoalan. Meraka lupa kalau mereka juga bertugas sebagai pengayom bagi warga,” kata Ketua Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Bogor, Fahrizal, dalam orasinya bersma ratusan mahasiswa Bogor lainnya, di depan kantor Balaikota Bogor. Rabu, (02/08/2017).
Kearogansian para angota Satpol.PP di Bogor ini mereka tunjukkan pada saat menagani aksi unjukrasa dari para mahasiswa Bogor beberapa hari lalu di depan kantor Balaikota Bogor untuk mengkritisi kinerja Satpol.PP Bogor. “Kami sudah mundur jauh dari lokasi ini. Tapi meraka masih saja mengajar dan memukuli teman-teman kami hingga beberap orang terluka parah,” sesalnya.
Sementara dilain sisi ada bebarpa kasus yang itu seharusnya menjadi tugas dan tanggungjawab meraka justru tutup mata. “Banyak hal yang terjadi diinternal SatPol.PP Bogor saat ini. Dan itu borok yang akan kita bongkar kepada public dalam waktu dekat. Misalnya terkait dugaan kasus korupsi, KKN dan lainnya. Mustahil kalau Pak Bima Arya selaku Walikota Bogor tidak tau itu semua,” ujarnya.
Dilain sisi, kami melihat kinerja Satpol.PP dibawah Komado Herry Harnadi, saat ini juga semakin buruk. “Hampir setiap malam kita melihat PSK mangkal di depan gedung DPRD, Taman Topi dan lainnya, mustahil kalau mereka yang notabennya bertugas nongkrong setiap hari tidak tau. Belum lagi persaolan pungutan liar yang selama ini dilakukan oleh para oknum anggota Pol.PP kepada para PKL,” ungkap mereka.
Herry Hernadi yang ditunjuk oleh Walikota Bogor, Bima Arya, untuk mengemban jabatan dan amanah selaku Kepala Satpol.PP harus menjadi garda terdepan dalam menegakan setiap Perda yang di Kota Bogor. “Mereka itu hanya berani dan tajam kebawah. Sementara tumpul kalau berhadapan dengan kasus besar misalnya penertiban bangunan liar seperti ruko dan lainnya yang jelas itu tidak punya izin dan melanggar perda,” keluhnya.
Aksinya ujukrasa dari para mahasiswa di Bogor yang dimulai sejak pukul 13.00 WIB, hingga aksi tersebut berakhir pada pukul 15.00 WIB, tidak satu orang pun pejabat di lingkungan Pemda Kota Bogor yang sudi menerima atau menemui para pengunjukrasa. “Kami akan terus melakukan aksi seperti ini sampai ada tindakan tegas dari Walikota Bogor untuk mencopot Herry Harnandi dari Kepala Satpol.PP,” ancam mereka. (bas)