
JAKARTA (Bisnis Jakarta) – Ketua MPR RI Zulkifli Hasan Zulkifli Hasan mengingatkan pemuka agama untuk tidak terjebak kepentingan politik kelompok tertentu. Penegasan disampaikan menjelang tahun pemilu yang puncaknya akan digelarnya Pemilu Serentak pada 17 April 2019 mendatang.
“Ada (pemuka agama/ulama) yang untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya dengan mudah menjadikan yang benar jadi salah, begitu juga sebaliknya,” singgung Zulkifli Hasan usai memberi materi dalam seminar bertema ‘Merawat Kemajemukan melalui Empat Pilar MPR RI” di Gedung Nusantara V, Komplek Parlemen, Jakarta, Minggu (8/7).
Dia mengungkapkan keadaan sekarang ini seperti zaman edan karena dengan mudahnya sebagian pemuka agama berpindah-pindah sikap dan terkesan tidak tegas sikapnya. Dari sikap A tiba-tiba sikapnya pindah ke B. Seharusnya kata dia, pemuka agama dalam bersikap hanya mengacu pada kebenaran.
“Jika benar tetap pertahankan kebenaran, begitu juga jika salah harus katakan salah,” sebut Zulkifli tanpa merinci pernyataannya.
Namun, Ketua Umum Partai Amanat Nasinal (PAN) ini enggan menjelaskan lebih jauh ketika ditanyakan apakah politisi parpol sengaja yang menyeret-nyeret pemuka agama untuk berpolitik praktis.
Saat memberi sambutan pada dhadapan ratusan peserta acara, Zulkifli mengatakan bercermin dari penyelenggaraan pilkada serentak 2018 yang baru saja dihelat 27 Juni lalu, ia menyesalkan adanya kelompok masyarakat yang memilih seperti bupati hanya dengan sekotak nasi bungkus dan sejumlah uang tertentu untuk memberikan suaranya.
Sehingga hasil yang dipilih ada cukong judi yang lolos. “Kalau cukong itu mendengar adzan marah atau senang?”. Dijawab oleh peserta,”Tidak”.
Lalu dikembali bertenya ke forum, “Jika cukong diajak sholat, mau atau tidak?” Kembali dijawab peserta,”Tidak”.
“Jika sudah begitu, jangan terkejut Allah marah dan menurunkan bala,” sambung Zulkifli.
Ia juga mengingatkan pemuka agama untuk tidak menggunakan ayat-ayat suci untuk kepentingan politik tertentu. “Nanti, kalau sudah retak kan susah jadinya,” tegasnya. (har)