
JAKARTA (Bisnis Jakarta) – Untuk segera merealisasi dan menuntaskan program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintahan Presiden Joko Widodo, saat ini Bank Tabungan Negara (BTN) akan menjalankan dua opsi pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) bersubsidi yakni Subsidi Selisih Bunga (SSB) dan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Demikian diungkapkan Dirut BTN Maryono dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat (20/7).
Skema FLPP pada tahun ini pun dipandang Maryono akan menguntungkan posisi perseroan. Pasalnya, pada skema baru tersebut, sebanyak 75 persen dananya berasal dari pemerintah dan 25 persen sisanya bersumber dari PT Sarana Multigriya Finansial (SMF).
Untuk itu, menurut Maryono, BTN bakal menambah anak usaha dengan cara mengakuisisi manajemen investasi. Aksi korporasi ini ditargetkan terlaksana pada semester kedua tahun ini. “Aksi korporasi ini untuk menggarap potensi pendanaan jangka panjang usai beroperasinya Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP-Tapera),” jelas Maryono.
Maryono menyatakan, aksi korporasi tersebut dimaksudkan sebagai payung hukum terkait Tapera, dimana entitas bank diberi dua opsi pilihan untuk mengelola dana tersebut, yakni sebagai bank kustodian atau memiliki manajemen investasi. “Dari hasil kajian bisnis perseroan, diputuskan untuk mengambil opsi kedua. Nantinya, entitas manajemen investasi tersebut direncanakan bakal digunakan untuk mengelola dana Tapera secara profesional dan komersial,” jelasnya.
Dengan adanya relaksasi dari pemerintah tersebut, Maryono yakin, perseroan akan mampu mencapai target pertumbuhan pembiayaan pada tahun ini. Apalagi, mulai paruh kedua tahun ini BTN sudah bisa menggunakan dana FLPP tersebut.
BTN saat ini masih menguasai pangsa pasar KPR nasional sebesar 37,47% dan menjadi penyalur terbesar diantara perbankan lain untuk KPR Subsidi sebesar 94,12%. Maryono menambahkan, khusus untuk Program Satu Juta Rumah, BTN sudah menyalurkan KPR untuk 423.303 unit rumah dengan nilai Rp 38,4 triliun baik dalam bentuk KPR subsidi maupun non subsidi.
Dari keseluruhan penyaluran KPR tersebut, kata Maryono, 307.360 unit diantaranya berbentuk kredit konstruksi perumahan. Adapun khusus untuk KPR subsidi BTN sudah mendistribusikan pinjaman untuk 297.044 unit rumah dengan nilai Rp 17,15 triliun. (son)