Seekor Bayi Jerapah Menjadi Kado Spesial Imlek Taman Safari Indonesia

BOGOR (Bisnis Jakarta) – Taman Safari Indonesia (TSI), Cisarua Puncak Bogor, Jawa Barat dalam perayaan Imlek 2569 tahun ini mendapat kado istimewa, berupa kelahiran seokor bayi Jerapah berjenis kelamin jantan dari sang induknya jerapah bernama Emily dan pasangannya bernama Kalau.

Kepala Bagian Humas Taman Safari Indonesia, Yulius Suprihardo, mengatakan kelahiran bayi jerapah berjenis kelamin jantan di TSI Cisarua tersebut, terjadi pada hari Minggu, (18/02) sekitar pukul 13.24.WIB, tepatnya dua hari paska Imlek. “Bayi jerapah ini berjenis kelamin jantan, terlahir secara normal dengan berat badan 90 Kg. Untuk namanya ini masih belum diberi nama,” kata Yulius. Selasa, (20/02).

Dalam proses kelahiran anak Jerapah di TSI tersebut, sejumlah perawat satwa di TSI sempat disibukan dengan berbagai persiapan untuk menyambut kelahiran bayi Jerapah atau nama ilmiah Giraffa camelopardalis. “Tentu ini surpres bagi kami di TSI, karena ini bebarengan dengan perayaan Imlek,” ujarnya bangga.

Tumpukan serbuk gergaji sengaja dihamparkan di sekitar area kandang, sebagai alas empuk pada saat bayi jerapah itu lahir. Belum lagi persiapan pakannya yang harus diatur sedemikian rupa oleh sang kipernya. Tidak hanya itu beberapa orang dokter hewan, maupun curatorpun ikut terlibat sejak pagi di lokasi kandang. Mereka terus memantau kegelisahan dari sang induk Jerapah yang akan melahirkan dengan harap harap cemas. “Penantian dengan penuh harap-harap cemas, sejak pagi itu akhirnya terbayar sudah ketika tepat pada pukul 13.24 WIB, Emily (induk) jerapah itu berhasil mengeluarkan bayi jerapah berjenis kelamin jantan dari dalam perutnya secara normal,” terangnya.

Direktur TSI, Jansen Manansang, didampingi drh. Ardyta Widianti mengatakan, bahwa satwa asal Afrika ini lahir setelah melalui proses cukup lama, dengan masa kebuntingan selama 14 bulan lebih 1 minggu. “Kami TSI patut bangga dan bersukur karena bisa mengembangbiakan satwa langka ini di luar habit aslinya. Ini tentu juga menjadi keberhasilan kami dibidang konservasi,” ujar Jansen. (bas)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button