TANGSEL ( Bisnis Jakarta ) – Keberadaan manusia silver atau silverman yang kerap mangkal di sejumlah titik di jalan raya kota Tangerang Selatan (Tangsel) kian marak. Kemunculan mereka yang mengatasnamakan yayasan dikhawatirkan akan meresahkan di kemudian hari. “Iya semakin marak saja, mereka membawa kotak dengan nama yayasan. Yayasan inilah yang akan kami dalami apakah memiliki izin atau bodong,” ungkap Kasi Rehabilitasi Tunas Sosial dan Korban Perdagangan Orang (RSTSKPO) pada Dinsos Kota Tangsel, Hadiana.
Lebih lanjut Hadiana mengatakan, semestinya jika yayasan sosial, tidak boleh meminta sumbangan di jalanan seperti itu. Alasan yang mendukung yayasan sosial tidak boleh mengecrek di pinggir jalan karena biasanya yayasan mendapatkan dana hibah baik dari pemerintah daerah atau pusat. “Komunitas manusia seni mereka mengaku di Yayasan Cikal Mandiri di Ciater, Serpong ini yang akan kami dalami apakah benar ada yayasan. Jika memang ada akan dicek rekomendasi dan domisili. Jika memang benar ada kami panggil pengurus yayasan. Apabila tidak ada surat izinya akan kami angkut mereka untuk dikembalikan ke daerah asal mereka,” imbuhnya.
Sementara itu, Kasi Operasional dan Pengendalian, Satpol PP Tangsel, Taufik Wahidin menyampaikan pihaknya bersama dengan Dinas Sosial melakukan penertiban terhadap manusia silver yang ada di lampu merah. Awalnya masyarakat melihat mereka mengedepankan seni. Namun belakangan marak di beberapa titik, di samping itu memang mereka menyediakan tempat untuk memperoleh kedermawanan pengguna jalan. “Sudah banyak laporan dari banyak pihak, tentang keberadaan manusia silver ini. Memang mereka mengedepankan seni, dan sifatnya tidak memaksa. Tapi dikhawatirkan apabila tidak ditertibkan untuk dimintai informasi khawatirnya akan lebih banyak lagi dan meresahkan di kemudian hari,,” tandasnya. (nov)