Antisipasi Lolosnya Pemudik, ASDP Tak Layani Penjualan Tiket Online

JAKARTA (Bisnisjakarta)-
PT ASDP Indonesia Ferry menutup sementara penjualan tiket secara onpine atau Ferizy, dan hanya membuka penjualan tiket langsung atau go show bagi penumpang untuk membatasi jumlah yang diangkut swrta antisipasi lolosnya pemudik, menyusul Surat Edaran Nomor 4/2020 tentang Kriteria Pembatasan Perjalanan Orang Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19.

Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi dalam diskusi virtual di Jakarta, Kamis (14/5) menjelaskan, dengan hanya menjual tiket go-show, maka dipastikan calon penumpang yang naik kapal penyeberangan ASDP hanya orang-orang yang lolos dari seleksi Gugus Tugas karena pemeriksaannya di luar area pelabuhan. “Kami memberlakukan pola, bahwa seluruh kendaraan logistik dan nonlogistik akan diverifikasi. Ferizy (tiket daring) hanya berlaku untuk kendaraan logistik, penumpang hanya go show karena Gugus Tugas harus memverifikasi dulu. Ini sangat justified (menyeluruh) dan selektif,” kata Ira.

Dia menambahkan pihaknya juga berkoordinasi dengan Pemda setempat untuk pengecekan orang-orang yang memasuki wilayah, terutama Provinsi Banten. “Kami cek point-nya di luar pelabuhan, orang yang lolos di pelabuhan diasumsikan sudah oke. Kami juga ke pemda bagaimana agar aliran orang dapat diatur dan tidak membludak. Kuncinya adalah koordinasi,” katanya.

Dalam kesempatan sama Direktur Komersial dan Pelayanan ASDP M Yusuf Hadi mengatakan pihaknya telah menghentikan penjualan daring melalui aplikasi Ferizy dan gerai-gerai waralaba sejak diumumkan pelarangan mudik pada 24 April lalu. “Sejak 24 April sesuai dengan imbauan pemerintah, ASDP tidak lagi melayani tiket online untuk penumpang baik jalan kaki maupun berkendara. Semua sudah closed,” katanya.

Untuk menanggulangi hal tersebut, Yusuf mengatakan pihaknya melayani pengembalian bea tiket (refund) sebesar 100 persen. “Masyarakat yang sudah beli, bisa refund 100 persen, jadi kami tidak merugikan pengguna jasa,” ujarnya.

Yusuf menyebutkan sebanyak 70 persen penjualan daring untuk pengangkutan logistik, sementara 30 persen untuk penumpang.

Rincian transaksi daring di pelabuhan-pelabuhan penyeberangan besar, di antaranya Merak 70 persen, Bakauheni 70 persen, Ketapang 93 persen dan Gilimanuk 88 persen. (son) 

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button