PT Angkasa Pura I melakukan proses peletakan batu pertama atau groundbreaking proyek pengembangan Bandara Sam Ratulangi Manado. Dengan menggandeng PT Adhi Karya sebagai mitra pelaksana proyek, proses groundbreaking dilakukan Direktur Teknik PT AP I Lukman F. Laisa dan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey di Manado, Senin (9/3).
Lukman mengatakan, pengembangan Bandara Sam Ratulangi ini merupakan salah satu upaya AP I untuk mendukung program Pemerintah bidang pariwisata yaitu pengembangan lima destinasi wisata super prioritas, di mana Likupang yang berada di Sulawesi Utara merupakan salah satu dari lima destinasi tersebut. Oleh karena itu, lanjut Lukman, proyek pengembangan ini ditargetkan selesai akhir tahun ini.
Walaupun saat ini kondisi industri pariwisata cukup terpukul dengan adanya pandemi Virus Corona yang menyebar luas di hampir seluruh penjuru dunia dan menurunkan minat masyarakat untuk melakukan perjalanan, namun dalam jangka panjang potensi pertumbuhan industri pariwisata cukup tinggi.
Pada 2025, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey menargetkan 1 juta wisman mengunjungi Sulawesi Utara yang didukung oleh pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) Likupang di atas lahan seluas 396 hektar. Pengembangan Likupang ini dapat mendorong kunjungan wisman sebanyak 162 ribu orang pada 2025 atau berkontribusi 16 persen dari total target 1 juta wisman.
Proyek pengembangan Bandara Sam Ratulangi Manado ini akan meningkatkan kapasitas terminal dari 2,7 juta di atas lahan seluas 26.481 meter persegi menjadi 5,7 juta orang pertahun di atas lahan seluas 57.296 meter persegi. Sebagai informasi, pada 2019 Bandara Sam Ratulangi Manado telah melayani 2,2 juta penumpang, dengan 22,7 ribu pergerakan pesawat, serta 13,6 ribu ton kargo.
Bandara ini juga akan dilengkapi dengan fasilitas modern mulai dari penambahan fix bridge yang semula 3 unit menjadi 5 unit. Konter check-in dari 30 unit menjadi 45 unit. Area parkir yang semula dapat menampung 350 kendaraan roda empat nantinya dapat menampung hingga 650 kendaraan. Untuk roda dua yang semula dapat menampung 734 unit menjadi 760 unit.
Secara umum, desain terminal Bandara Sam Ratulangi Manado mengombinasikan konsep tradisional dan modern. Sentuhan tradisional berupa motif batik Tarawesan Pareday yang tercipta dalam bentuk geometris (pakarisan) yang menyerupai sebuah perulangan garis sebagai representasi sebuah simbol gelombang kehidupan manusia yang hadir dari dua arah, yaitu arah atas dan bawah. Sisi modern akan tampak pada fasilitas-fasilitas terminal yang berstandar internasional.
Dari sisi kinerja pelayanan, Bandara Sam Ratulangi Manado memiliki nilai kepuasan pengguna jasa atau Customer Satisfaction Index dari Airport Council International sebesar 4,75 di tahun 2019, yang artinya pengguna jasa sangat puas dengan pelayanan bandara. Ini juga telah menempatkan Bandara Sam Ratulangi Manado di peringkat 11 dari 78 bandara di seluruh dunia dengan kategori 2 sampai dengan 5 juta penumpang. "Diharapkan dengan pengembangan ini akan semakin meningkatkan positioning bandara ke depannya," ujar Lukman. (son)