
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan potensi wisata meetings, incentives, conferencing, exhibitions (MICE) Indonesia masih sangat besar. “Persentase wisatawan mancanegara MICE baru 3 persen dari total jumlah wisman yang datang ke Indonesia. Padahal pangsa pasarnya cukup besar, jadi 5 tahun ke depan harus digarap secara maksimal,” ujarnya.
Mantan Menteri Keuangan itu juga menyebut potensi MICE Indonesia sangat besar, mengingat Indonesia memiliki atraksi yang lengkap, baik alam, budaya dan buatan. "MICE ini perlu kita dorong sebagai 'Quick Win', karena spending wisatawan MICE minimal 3 kali lipat dari wisman biasa. Kemudian orang-orang yang datang sebagai wisatawan MICE biasanya adalah 'influencer' sehingga bisa jadi promosi gratis bagi pariwisata Indonesia ke depan,” ujarnya.
Bambang juga memproyeksi untuk lima tahun ke depan, MICE sangat potensial menjadi salah satu faktor penghasil nilai tambah terbesar bagi sektor pariwisata Indonesia. "Karena lima tahun ke depan target kita bukan hanya sekadar jumlah wisatawan. Tapi bagaimana pariwisata itu bisa lebih inklusif sehingga devisa yang dihasilkan lebih besar. Dan yang menikmati devisanya itu adalah masyarakat yang terkait pariwisata,” ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Bambang, untuk promosi MICE ke depan, Indonesia harus punya strategi, semisal MICE jenis apa yang ingin didatangkan ke Indonesia. Paling tidak dalam waktu lima tahun sudah terukur baik dari sisi bidding hingga persiapan yang bisa dilakukan lebih awal. "Saat ini industiri di MICE terkesan jalan sendiri-sendiri, misal seperti penyelengaraan IMF World Bank. Event MICE internasional itu ada karena ide dari Kemenkeu dan BI. Seharusnya level MICE seperti IMF, sudah harus masuk strategi nasional. Strategi itu yang harusnya kita terapkan di lima tahun ke depan,” katanya.
Ia mengatakan, untuk mendukung MICE, Indonesia memerlukan venue lebih banyak. "Oleh karena itu pengembangan 10 bali baru yang sudah digagas Kemenpar harus didukung semua pihak. Paling tidak sebagian destinasi itu sudah punya fasilitas MICE bertaraf Internasional," katanya.
Menjawab tantangan tersebut, Alcor MICE memprakarsai kolaborasi pariwisata MICE dan membentuk Kuningan MICE Alliance (KMA). Seperti diketahui kawasan Kuningan adalah salah satu kawasan bisnis paling strategis di Jakarta, rumah dari banyak kedutaan asing, kantor pemerintah, kantor perusahaan swasta baik lokal maupun internasional.
Kolaborasi ini diinisiasi The Kasablanka Hall sebagai pusat penyedia ruangan terbesar untuk acara di area tersebut bersama dengan beberapa hotel mitra dan disekitar menjadi satu tujuan MICE tepat di pusat kota Jakarta.
Direktur Alcor MICE Jim Tehusijarana menyatakan, dengan lebih dari 2.000 kamar yang tersedia dari semua hotel yang berpartisipasi dan ruang acara seluas 14.000 meter persegi, didukung dengan perusahaan transportasi darat terkemuka, KMA sekarang siap untuk mengakomodasi kebutuhan Professional Convention Organizers (PCO), Professional Exhibition Organizers (PEO) , Domestic Management Company (DMC) dan perencana acara lainnya di Indonesia. (son)