TANGSEL (Bisnis Jakarta) – Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tengah dilirik salah satu perusahaan Australia sebagai lokasi pengolahan sampah plastik menjadi solar. Rencananya investor tersebut akan membuka 4 titik lokasi di dua wilayah untuk dijadikan lokasi pengolahan sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar. “Baik Kota Tangsel maupun Kota Tangerang, saat ini masih terus mempertimbangkan rencana tersebut, karena apa yang ditawarkan perusahaan Australia, juga harus bisa bermanfaat untuk Kota Tangsel ataupun Kota Tangerang,” ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel, Yepi Suherman.
Rencana tersebut telah dibahas dalam Rapat Kordinasi (Rakor) Pemerintah Pusat, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kota Tangsel dan Kota Tangerang. Pembahasan tersebut bahkan sudah yang ketiga kalinya. “Bila nantinya perusahaan Australia itu butuh lahan seluas 2 hektar untuk lokasi pengolahan sampah, tentu itu tidak mudah mengingat Tangsel lahannya sudah sempit,” imbuhnya.
Yepi tak menampik, bila pada dasarnya Tangsel sangat tertarik dengan kerjasama itu, hanya saja Tangsel ingin bukan hanya sampah plastik yang diolah, namun juga sampah organik. Jika satu mesin pengolah sampah berkapasitasnya 50 ton perhari, sedangkan satu ton sampah plastik mampu menghasilkan 1.063 liter solar.
Sementara itu, Wakil Walikota Tangsel, Benyamin Davnie mengatakan, jika sedianya persoalan sampah harus dapat diselesaikan. Jadi, mau tidak mau pengolahan sampah juga harus menggunakan alat atau teknologi supaya habis. “Kami pemerintah daerah menanti kebijakan aturan dari pusat, supaya bisa terkorelasi dengan kebijakan pemerintah daerah. Tujuannya untuk menyelesaikan persoalan sampah karena masing-masing daerah memiliki regulasi berbeda-beda soal penanganan sampah,” pungkasnya. (nov)