
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat bahwa industri asuransi jiwa Indonesia memiliki prospek pertumbuhan yang tetap meningkat, meski secara keseluruhan Total Pendapatan Industri asuransi jiwa mengalami perlambatan sebesar ‐15,5%. "Namun pertumbuhan premi dan Total Klaim dan Manfaat yang Dibayarkan meningkat masing‐masing 1,2% dan 6,7%. Ini memberikan gambaran kinerja industri asuransi jiwa yang tetap tumbuh," kata Ketua Bersama AAJI Wiroyo Karsono saat paparan kinerja di Jakarta, Jumat (7/12).
Paparan kinerja industri asuransi jiwa kuartal III 2018 dihadiri Kepala Departemen Hubungan Internasional AAJI Nelly Husnayati, dan Kepala Departemen Komunikasi AAJI Nini Sumohandoyo.
Menurut Wiroyo, pendapatan, investasi dan aset industri asuransi jiwa pada kuartal ketiga 2018 ini mencatatkan total pendapatan (income), pertumbuhan industri senilai Rp 149,87 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2017
sebesar Rp 177,42 triliun atau mangalami perlambatan 15,5%. Total pendapatan premi, kata dia, merupakan kontributor terbanyak atas total pendapatan industri asuransi jiwa, yakni sebesar 94,0%.
Total pendapatan premi bertumbuh 1,2% pada Kuartal tiga 2018 menjadi Rp 140,94 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 139,27 triliun, didorong oleh bertumbuhnya total premi bisnis baru, yang meningkat sebesar 6,4% menjadi Rp. 89,58 triliun dan berkontribusi sebesar 63,6% terhadap total premi. Ini lebih besar dibandingkan kontribusi Total Premi Lanjutan yang nilainya mengalami penurunan 6,8% menjadi Rp. 51,36 triliun, dan berkontribusi sebesar 36,4%. "Produk unit link masih mendorong pertumbuhan total
pendapatan premi dengan kontribusi sebesar 58,4% dan produk tradisional menyumbang sebesar 41,6%," paparnya.
Ia mengatakan, premi dari saluran distribusi Keagenan turut mengalami pertumbuhan sebesar 6,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2017 dan memiliki kontribusi terhadap total premi sebesar 39,7%. Selanjutnya, kata dia, dari saluran distribusi alternatif pun turut mengalami peningkatan
sebesar 2,5% yang berkontribusi sebesar 18,3% terhadap total premi di kuartal ketiga 2018.
Total Investasi pada kuartal ketiga 2018, jelas Wiroyo, mengalami perlambatan sebesar 0,02% menjadi Rp 457,55 triliun dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2017. Penurunan tersebut
sehubungan dengan kondisi pasar yang masih fluktuatif. Namun demikian, Total Investasi tetap mengalami kenaikan sebesar 2,6% dibandingkan kuartal kedua 2018.
Industri Investasi
Menurut Wiroyo, instrumen investasi dalam bentuk Reksadana tetap menjadi kontributor tertinggi yaitu sebesar 33,3% dari Total Investasi industri asuransi jiwa di Indonesia. Disusul instrumen investasi dari Saham dengan kontribusi terhadap Total Investasi sebesar 32,4% dan mengalami kenaikan sebesar 11,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan pencapaian ini, papar Wiroyo, terlihat bahwa industri asuransi jiwa terus tumbuh dan memiliki peran yang signifikan dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional. Industri Asuransi Jiwa juga mengalami perkembangan yang progresif, dan terus meningkatkan pelayanan kepada para nasabah, juga menawarkan berbagai macam inovasi produk yang memberikan perlindungan jangka panjang.
Pada periode yang sama, ungkap Wiroyo, total klaim dan manfaat meningkat 6,7% menjadi Rp 88,82 triliun
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 83,26 triliun. "Klaim nilai tebus (Surrender), meningkat sebesar 0,7% dibandingkan tahun 2017 menjadi Rp 47,66 triliun. Klaim ini memiliki porsi terbesar dalam pembayaran klaim dan manfaat, yakni sebesar 53,7%," paparnya.
Sementara itu, Klaim penarikan sebagian (Partial Withdrawal) mengalami perlambatan sebesar 16,6% dibandingkan periode yang sama tahun 2017, menjadi Rp 10,39 triliun dan berkontribusi sebesar 11,7%. Klaim medis mengalami kenaikan sebesar 3,2% menjadi Rp 7,05 triliun di Kuartal tiga 2018 jika dibandingkan dengan Kuartal tiga 2017.
Kenaikan tersebut didukung oleh kenaikan yang terjadi pada klaim kesehatan perorangan sebesar 6,9% dan klaim kesehatan kumpulan sebesar 0,1% dibandingkan Kuartal tiga 2017. Sebanyak 53,3% dari klaim medical berasal dari produk.asuransi kesehatan kumpulan dan sisanya sebesar 46,7% berasal dari produk asuransi kesehatan perorangan.
Selain itu, dari Klaim akhir kontrak memiliki kontribusi sebesar 15,5% dan mengalami peningkatan sebesar 58,2% dibandingkan dengan kuartal ketiga 2017. Tingginya kenaikan pada klaim akhir kontrak dan menurunnya klaim partial withdrawal menunjukkan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berasuransi dan berinvestasi dalam jangka panjang. (son)