Kurangi Kecelakaan Lalu Lintas, Ini Yang Harus Dimiliki Pengemudi

TANGERANG (Bisnisjakarta)-
Menjadi seorang pengemudi terlatih baik secara skill, pengetahuan, maupun perilaku tentu akan membantu mengurangi kecelakaan lalu lintas. "Dalam melatih pengemudi, kita berharap bahwa ini merupakan bentuk penghargaan Pemerintah kepada para pelatih mengemudi untuk memberikan edukasi keselamatan berkendara,” ujarnya Dirjen  Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat) Kemenhub Budi Setiyadi di hadapan para pelatih mengemudi dan sejumlah pengemudi yang hadir dalam kegiatan Pelatihan Training of Trainer oleh PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) yang bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) di Tangerang, Jumat (4/10).

Dalam kegiatan ini, Dirjen Budi memperhatikan banyaknya jumlah pengemudi truk di Indonesia yang mendorongnya untuk memperhatikan kualitas pengemudi. “Kemarin saya dapat kabar dari pihak produsen truk, bahwa truk di Indonesia saat ini sudah mencapai 7 juta unit, jadi menyerap tenaga kerja banyak sekali dan itu harus pengemudi berkualitas. Kementerian Perhubungan sedang menggagas konsep Training of Trainer (ToT). Kalau kita melatih satu persatu tidak mungkin, tentu yang penting pengemudi butuh skill, pengetahuan, dan kelakuan yang baik. Pengemudi tentu tidak hanya harus tahu mengemudi yang baik saja,” kata Dirjen Budi.

Kegiatan Pelatihan Training Of Trainer untuk para pengemudi ini memang telah dijabarkan sebagai salah satu kegiatan dalam Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) yang sudah digagas Pemerintah untuk kemudian dilaksanakan hingga tahun 2035 mendatang. “Ini juga bentuk bagaimana Pemerintah bertanggung jawab membangun, mendidik, membentuk. Dan juga membentuk pengemudi yang berkeselamatan,” katanya.

Seiring dengan inisiasi yang disampaikan oleh Dirjen Budi, pihak Hino berharap dari kegiatan pelatihan para pelatih pengemudi ini secara tak langsung berperan untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas. “Output kegiatan ini adalah lahirnya para instruktur pengemudi yang dapat memberikan pelatihan mengemudi secara mandiri. Dengan demikian pengetahuan, keterampilan, dan perilaku pengemudi akan lebih baik dan mencegah maupun menurunkan angka kecelakaan lalu lintas,” kata Santiko Wardoyo, Direktur Penjualan dan Promosi HMSI.

Selain itu, Dirjen Budi juga berpesan pada perusahaan maupun operator truk untuk turut serta memperhatikan kesejahteraan para pengemudi demi menjaga kualitas pengemudi. “Saya berpesan untuk mendorong perusahaan menciptakan ekosistem yang baik dalam keselamatan, sistem penggajian, serta perawatan kendaraan,” ucapnya.

Lebih lanjut lagi, Dirjen Budi menjelaskan beberapa hal yang sering salah dipahami misalnya mengenai E-Blue, “E- Blue itu pengganti buku kir. Setelah kita lakukan kalibrasi peralatan uji kir, kita siapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bersertifikasi, karena ternyata paling 200an personil. Ke depannya pada tahun 2020 buku kir akan saya ganti dengan bentuk kartu, karena buku kir memiliki kelemahan yakni mudah dipalsukan,” urai Dirjen Budi.

Ia juga menekankan agar Pemerintah Daerah lebih serius lagi dalam menjalankan uji kir. “Kalau tidak serius daripada kecelakaan terus bertambah. Padahal uji kir kan menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) seharusnya dikembalikan bukan sekedar mendapatkan PAD saja tetapi investasi di bidang keselamatan. Jadi untuk menjamin keselamatan dan kualitas SDM, harus ubah mindset juga,” pungkas Dirjen Budi. (son)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button