
Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), Wahyu Setiawan mengapresiasi kedua capres dengan pernyataan menyejukkan. Ia menilai pernyataan kedua capres dapat membawa pesan sejuk dan damai menjelang pemungutan suara Pemilu 2019. "Para kandidat juga menunjukkan sikap terpuji dengan memberikan pesan persahabatan dan damai di pernyataan penutup. Sikap ini akan sangat bermanfaat untuk membangun suasana politik nasional yang damai jelang pemilu 2019," ucap Wahyu di Jakarta, Minggu (31/3).
Para kandidat, dinilai Wahyu telah menyampaikan pemikiran besar untuk membangun Indonesia dalam lima tahun mendatang. Menurutnya, debat keempat Pilpres antara Jokowi dan Prabowo sangat dinamis dan kritis namun berisi edukasi bagi masyarakat. "Ini menunjukan bahwa kandidat memiliki konsep yang jelas untuk membangun Indonesia lima tahun mendatang," ucapnya.
Selain itu, meski terdapat perbedaan pandangan dan pemikiran seperti konsep membangun pertahanan negara dari ancaman pihak asing, namun para kandidat saling menghormati pendapat masing-masing. "Kita berharap debat keempat tadi malam juga bermanfaat sebagai referensi bagi masyarakat pemilih dalam mengunanakan hak pilihnya pada 17 April 2019," tegas Wahyu.
KPU, menurut Wahyu juga akan mengevaluasi para pendukung kedua calon yang dinilai bersikap tidak patut. Sanksi yang mungkin akan diberikan adalah tidak mengundang lagi yang bersangkutan pada debat kelima atau debat terakhir.
Untuk diketahui, pada saat Capres Prabowo memaparkan pandangannya, salah seoraang pendukung yang tidak diketahui tertawa. KPU menyatakan keberatan atas sikap tidak patut dari oknum masing-masing pendukung kandidat dalam debat keempat itu.
Menurut Wahyu, oknum-oknum tersebut tidak patut diundang lagi di debat kelima. "Komite damai akan meminta oknum pendukung dimaksud tidak diundang oleh TKN dan BPN dalam debat kelima," tegas Wahyu.
Pada debat keempat yang berlangsung, Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo atau Jokowi meyakinkan, bahwa persahabatannya dengan Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, tidak akan pernah terputus.
Jokowi yang tampil mengenakan kemeja putih lengan panjang digulung menyatakan hal itu sambil berdiri, sementara Prabowo yang tampil dalam setelan jas hitam dasi merah dan peci hitam dengan seksama memerhatikan ucapan Jokowi. "Saya senang naik sepeda dan seringkali rantainya putus, pak. Tapi percayalah, persahabatan kita, rantai persahabatan saya dan pak Prabowo yang indah tidak akan pernah putus," ujar Jokowi.
Jokowi juga mengingatkan, debat yang memunculkan banyak perbedaan pendapat itu bukanlah hal yang terpenting di Indonesia. "Jangan pernah lupa bahwa yang terpenting bukanlah tentang debat, melainkan tentang masa depan dan kesejahteraan rakyat Indonesia, juga tentang memahami dan menyayangi rakyat, dan bagaimana mendengarkan dan mencarikan solusi bagi persoalan-persoalan negeri ini," kata Jokowi.
Sementara Prabowo juga mengungkapkan hal yang tidak jauh berbeda. "Memang saya juga bersahabat kalau kita berbeda tentang kenegaraan kan begitu. Ini lah demokrasi yang kita inginkan, debat. Maaf Pak, suara saya keras saya ini setengah Banyumas, setengah Minahasa. Bapak (Jokowi) kan Solo halus. Kalau Banyumas ini Bataknya orang Jawa, ini "closing statement" kok gini?," kata Prabowo.
Prabowo mengatakan bahwa dia menghormati Jokowi dan juga bersahabat dengan tokoh-tokoh lainnya. "Pokoknya percaya pak saya juga demikian, saya hormat dengan bapak, saya baik dengan bapak. Saya juga yakinkan bapak saya tetap bersahabat dengan tokoh-tokoh semua sabahat saya, Ibu Mega (Megawati Soekarnoputri), Mbak Yenny (Yenny Wahid), Mas Pram (Pramono Anung). Kita pun tidak putus persaudaraan, kita berjuang untuk rakyat sama-sama, biarlah rakyat yang menentukan," ucap Prabowo. (har)