Kebijakan Car Free Day di Bogor Dihapus

BOGOR (Bisnis Jakarta) – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akhirnya resmi mentiadakan sementara kebijakan Carfreeday, di Jalan Raya Sudirman, hingga usai Lebaran Idul Fitri mendatang.

Penghapusan sementara waktu hari bebas kendaraan (Car Free Day) oleh Pemkot Bogor pada setiap hari Minggu mulai dari dapan Istana Bogor hingga kawasan Air Mancur, di Jalan Sudirman, yakni dari pukul 06.00 WIB – 09.00 WIB, ini tertuang dalam surat edaran yang ditandatangani langsung oleh Plt. Walikota Bogor, Usmar Hariman, tertanggal, 04 Mei 2018.

Dalam serat edaran tersebut dijelaskan, bahwa dalam rangka evaluasi kebijakan Car Free Day oleh tim Kajian terkait, disebutkan bahwa di Jalan Sudirman Kota Bogor untuk sementara waktu ini yakni terhitung mulai tanggal 06 Mei hingga 24 Juni 2018, penyelenggaraan Car Free Day di kawasan tersebut ditiadakan sampai ada keputusan lebih lanjut yang akan direkomendasikan oleh Tim Kajian Car Free Day kepada Pemda Kota Bogor.

“Initinya saat ini tim terkait sedang bekarja untuk melakukan evaluasi dan kajian terhadap kebijakan tersebut. Masalah nanti akan dilanjut atau tidak, kita tunggu saja hasil rekomendasi Tim evaluasi ini seperti apa,” tegas Plt. Walikota Bogor, Usmar Hariman, di Balaikota Bogor. Sabtu, (05/05).

Dihentiknnya sementara waktu kebijakan Car free day di kotanya tersebut, lanjut Usmar, itu juga terkait dengan waktu semakin dekatnya bulan Suci Ramadhan. “Kita juga ingin kegiatan umat muslim di bulan Ramadhan dapat berjalan aman dan tenang. Dengan demikian umat akan lebih khusuk dalam beribadah,” kilahnya.

Meski demikian Usmar juga tidak menampik, bahwa penghapusan kawasan Car Free Day di kotanya ini juga terkait dengan adanya masukan dan juga keluahan dari warga Kota Bogor yang selama ini merasa terganggu atau bahkan dirugikan dengena adanya kebijakan tersebut. “Kita harus akui bahwa kebijakan ini selain ada manfat positivnya, tapi juga ada mudhorotnya,” kata Usmar.

Fakta dilapangan adanya kebijakan tersebut, warga Kota Bogor sekarang ini memuiliki ruang (fasilitas) public untuk berolahraga dan bersosialisasi di kawasan itu minimal setiap hari Minggu. Tapi, fakta lain, justru kawasan tersebut kini dimanfatkan oleh pedagang yang jumlahnya terus bertambah banyak sehingga kawasan yang seharusnya untuk ruang pulik, sekarang sudah tidak ubahnya seperti layaknya pasar tumpah oleh PKL. “Itu kenyataan yang harus kita pertimbangkan. Belum lagi persoalan sampah dimana-mana, taman-taman kota yang rusak akibat terinjak-injang setiap hari Minggu dan lainnya,” sesalnya.

Meski membantah, namun secara tidak langsung Usmar, juga mengakui bahwa dampak negative lain dari kebiajakan Car Free Day di kotanya saat ini, yakni adanya kekawatiran dari sebagian masyarakat, bahwa arena Car Free Day yang seharusnya juga bebas dari berbagai kepentingan politik/kampanye, faktanya saat ini justru kerap dimanfakan oleh oknum calon atau pendukungnya sebagai ‘panggung politik’ dalam Pilkada Bogor maupun Jawa Barat 2018. (bas)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button