
JAKARTA (Bisnis Jakarta) – Dalam rangka memeriahkan HUT ke-74 Kemerdekaan RI, Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPK Kemayoran) sebagai satuan kerja Kemensetneg ikut serta dalam kegiatan Festival Indonesia Maju. Dalam acara pameran aksara lintas masa istana, tema yang diangkat PPK Kemayoran adalah “Bandara Kemayoran Membangun Peradaban”.
“Bandara Internasional Kemayoran dibangun Pemerintah Hindia Belanda pada 1938. Sejak kemerdekaan 1945 Pelabuhan Udara tersebut dikuasai Pemerintah RI,” ujar Dirut Utama PPK KemayoranMedi Kristianto di Jakarta Rabu (21/8).
Selanjutnya sejak 1964 hingga 1985? Pelabuhan Udara tersebut diserahkan dan dikelola oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Cq. Perum Angkasa Pura. Bandara ini berhenti secara resmi pada 1985 kemudian karena alasan padatnya pemukiman di area Kemayoran, pemerintah RI kemudian memindahkan Bandara internasional tersebut ke Cengkareng.
Sebagai bandara internasional banyak tokoh dunia yang pernah mendarat di Bandara ini, salah satunya Ratu Wilhelmina pafa 1940.
Relief di ruang VIP terminal Bandara Kemayoran, tiga karya relief tersebut merupakan permintaan langsung Presiden Soekarno. Karya yang dibuat pada 1957 ini berhasil menjadi mahakarya yang dibuat oleh para seniman Indonesia. Tiga relief tersebut adalah Relief Sangkuriang, relief perrama yang ada di terminal VIP eks bandara Kemayoran berada di lantai 1 dengan tema “Sangkuriang”. Berukuran panjang 13 meter dan tinggi 3 meter karya ini dibuat Surono.
Jika mengunjungi relief ini, pengunjung dapat melihat bagaimana kisah legenda Sangkuriang yang berasal dari Jawa Barat ditampilkan. Walau bertemakan Sangkuriang namun dari relief tersebut juga dapat dilihat dengan jelas gambaran beberapa kisah cerita rakyat Yang melegenda di nusantara. Yang kedu relief Manusia Indonesia. Relief ini bertemakan Manusia Indonesia yang terletak di lantai 2 ruang tunggu VIP Bandara Kemayoran karya Sindoedarsono Sudjojono berukuran panjang 10 meter dan tinggi 3 meter. Relief ini berusaha menceritakan tentang masyarakat Indonesia dengan aktivitas di setiap fase perkembangan masyarakat kala itu. Yang terakhir, relief Flora dan Fauna. Relief ini merupakan karya Harijadi Sumodidjojo dengan ukuran panjang 10 meter dan tinggi 3 meter terletak di lantai 2 ruang tunggu VIP Bandara Kemayoran. Dari ketiga relief, relief bertema flora fauna ini juga belum memiliki hasil kajian tentang cerita yang disampaikan. Namun melalui pandangan langsung relief ini memperlihatkan ukiran tentang flora fauna yang ada di Indonesia dari berbagai daerah.
Ketiga relief tersebut dipahat di dinding terminal VIP eks Bandara Kemayoran. hingga kini bangunan bandara sedang dalam proses dijadikan sebagai bangunan cagar budaya. Berbagai kegiatan telah dilakukan, salah satunya menggelar pameran konservasi karya seni rupa di ruang publik bersama Kemndikbud untuk mengapresiasi 3 karya seni relief eks bandara kemayoran
Menara Air Traffic Control (ATC) yang merupakan menara ATC pertama di Asia tenggara dan dikenal dengan sebutan menara Kemayoran atau menara Tintin. Menara ATC Kemayoran sudah ditetapkan menjadi cagar budaya berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 475 tahun 1993, dengan sebutan “Menara Kemayoran”. Sebelumnya Menara ATC Kemayoran berfungsi sebagai pemandu lalu lintas penerbangan di udara. Menara ATC ini digunakan untuk mengawasi radio komunikasi antara pengawas penerbangan dengan pilot agar proses navigasi pesawat yang menuju ataupun keluar dari bandara Kemayoran berada pada jalur yang benar.
Tak hanya sebagai bandara internasional pertama di Indonesia, Bandara Kemayoran pun dikenal di dunia karena tampil dalam buku komik legendaris Tintin dengan judul “Flight 714”. Komik yang ditulis oleh Herge, penulis asal Belgia, tersebut menceritakan tentang rombongan Tintin yang sedang singgah di Bandara Kemayoran, Jakarta, sebelum tiba di tujuan terakhir di Sydney.
Saat ini, di kawasan Kemayoran telah berdiri perkantoran, hunian, niaga, ruang terbuka hijau, sarana olah raga, dan layanan kesehatan. Ke depan, kawasan ini diharapkan menjadi kawasan terpadu. (grd)