Pembangunan Pelabuhan Patimban Masuki Tahap Kedua

JAKARTA (Bisnis Jakarta)- 

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut bersama Perusahaan Joint Venture Kontraktor menandatangani Kontrak Paket 2 Pembangunan Pelabuhan Patimban. Penandatanganan kontrak dilakukan antara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Pelabuhan Patimban Paket 2, Wahyu Trihadi, bersama perwakilan Perusahaan Kontraktor Joint Venture, Motohiro Okamoto, dengan disaksikan oleh Dirjen Perhuhungan Laut R. Agus H. Purnomo di Jakarta, Jumat (30/11).

Dirjen Agus menjelaskan, kontrak Paket 2 meliputi pekerjaan pembangunan pemecah gelombang (breakwater), pembangunan dinding laut (seawall) dan pekerjaan pengerukan alur Pelabuhan Patimban. "Nantinya pekerjaan tersebut akan dikerjakan oleh perusahaan kontraktor Joint Venture yang terdiri dari Toyo Construction Co., Ltd., PT. Adhi Karya, dan Wakachiku Construction Co., Ltd.,” urai Dirjen Agus.

Pada kesempatan tersebut, Dirjen Agus menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan Pelabuhan Patimban dan berharap pekerjaan Paket 2 dapat diselesaikan tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. "Atas nama Pemerintah, kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan Pelabuhan Patimban. Kami berharap pekerjaan Paket 2 ini dapat segera dikerjakan untuk mendukung rencana soft opening Pelabuhan Patimban yang diharapkan dapat dilaksanakan pada bulan Agustus atau paling lambat menjelang akhir tahun 2019,” ungkap Dirjen Agus.

Selain itu, Dirjen Agus juga berharap agar pekerjaan Paket 2 dapat dikerjakan dengan kualitas standar pekerjaan Jepang yang baik dan terpercaya. “Saya yakin kontraktor Jepang dapat bekerja dengan cepat dan efisien dalam melaksanakan proyek, dan hasilnya sesuai standar pekerjaan Jepang yang sudah terjamin dan terpercaya kualitasnya,” imbuhnya.

Sebagai informasi, Pelabuhan Patimban merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional pelabuhan baru yang dibangun di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Adapun tujuan pembangunan Pelabuhan Patimban antara lain untuk mengurangi biaya logistik dengan mendekatkan pusat produksi dengan pelabuhan, memperkuat ketahanan ekonomi, mengurangi tingkat kepadatan lalu lintas di Jakarta dengan pembagian arus lalu lintas kendaraan, serta menjamin keselamatan pelayaran termasuk area eksplorasi migas. (son)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button