
NEW YORK (Bisnis Jakarta) – Bursa saham Wall Street ditutup bervariasi pada Senin (Selasa pagi WIB), karena investor terutama fokus pada saham-saham energi setelah Badai Harvey mendatangkan malapetaka di Amerika Serikat selama akhir pekan.
Indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 5,27 poin atau 0,02 persen menjadi berakhir di 21.808,40 poin. Sementara itu, indeks S&P 500 ditutup naik 1,19 poin atau 0,05 persen menjadi 2.444,24 poin, dan indeks komposit Nasdaq bertambah 17,37 poin atau 0,28 persen menjadi berakhir di 6.283,02 poin.
Badai tropis Harvey melanda Houston dan bagian lain Texas selama akhir pekan ini. Houston adalah rumah bagi beberapa kilang utama AS. Para analis mengatakan ketika kilang-kilang terpaksa menutup operasi mereka karena cuaca buruk, harga bensin naik tajam.
Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Oktober kehilangan 2,7 persen menjadi 46,57 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, sementara harga spot untuk harga bensin AS melonjak 7,0 persen mencapai hampir 1,78 dolar AS per galon. Sementara itu, Wall Street juga mencerna pernyataan-pernyataan yang dibuat di Simposium Kebijakan Ekonomi tahunan di Jackson Hole pada Jumat (25/8).
Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengatakan bahwa sistem keuangan sekarang lebih aman daripada krisis keuangan 2008, walaupun beberapa penyesuaian mungkin diperlukan untuk pengaturan. Namun, Yellen tidak memberikan petunjuk tentang masa depan kebijakan moneter negara tersebut.
Ekspektasi untuk kebijakan moneter ketat di Amerika Serikat telah diperlemah baru-baru ini oleh data inflasi yang lembut. Ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga pada Desember hanya 37,3 persen, menurut alat FedWatch CME Group.
Para investor juga mengawasi prospek reformasi pajak AS. Presiden Donald Trump akan mulai berkampanye untuk reformasi pajak yang telah lama ditunggu minggu ini, menurut penasihat ekonominya Gary Cohn. (grd/ant)