
Lebih lanjut Subari mengaku cukup terkejut melihat kondisi bangunan gelanggang budaya (rumah bambu) dalam kondisi tak terawat. “Kalau tidak salah, pembangunan ini memakan hampir Rp7,1 Miliar anggaran APBD Tangsel, kok malah jadi parah begini, ini bangunan apa, cor-coran pecah, kondisi bambu tak layak, jika anggaran segitu, saya bisa dengan mudah membangun yang seperti ini sebanyak 3 buah,” imbuhnya.
Subari menambahkan, jika pemkot melalui dinas terkait ingin membangun, namun sayangnya pembangunan yang dilakukan pemda setempat belum maksimal. “Bangunan rumah pohon gelanggang budaya ini sudah terbangun, dan menurut info yang saya dapat akan di gusur, lalu kenapa membangun kalo nantinya di gusur lagi, itu jelas pemborosan, saya berhak marah sebagai pewaris Tangsel, ini harus ada yang bertanggung jawab, tolong jangan beginilah, nanti generasi mendatang malah mencontoh hal yang tidak baik,” tandasnya. (nov)