
JAKARTA (Bisnis Jakarta) – Aksi demo yang dilakukan oleh rakyat yang tidak puas dengan penyelenggaraan Pilpres dan menolak hasil pilpres dinilai hal yang wajar dan biasa.
Hal ini disampaikan Pengamat Politik Unas, Robi Nurhadi dalam acara diskuksi politik dan keamanan bertemakan Keamanan Nasional Jelang Pengumuman KPU yang diadakan Poros Wartawan Jakarta (PWJ) di Warung Sate Pancoran, Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (21/5).
Menurutnya, keinginan rakyat untuk menyampaikan pendapat di muka umum dijamin oleh undang-undang. Aparat keamanan tidak boleh menghalang-halangi atau mengekang keinginan tersebut.
“Aparat keamanan semestinya memfasilitasi rakyat yang ingin menyampaikan aspirasi mereka dengan menyiapkan kantong-kantong pengamanan. Bukan dengan menghalang-halangi,” katanya.
“Justru jika dikekang dapat jadi hasrat terpendam yang kalau tidak disalurkan akan meledak nantinya. Ini tentu akan lebih berbahaya.”
Sementara itu, Juru Bicara Lembaga Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto memastikan Jakarta aman pasca-rekapitulasi pemilihan umum nasional. Menurutnya, pengamanan yang dilakukan TNI dan Polri berjalan efektif.
Wawan menilai, apa yang terjadi pada Pilpres saat ini merupa pengulang pada Pilpres 2014.
“Aksi-aksi serupa juga pernah terjadi pada 2014 lalu. Jadi ini merupakan hal yang lumrah dan tidak perlu dikhawatirkan,” katanya.
Kita melihat perkembangan yang ada masih tetap seperti yang sekarang. Wawan juga mengapresiasi seluruh kinerja aparat kepolisian yang berhasil menggagalkan teror. Dengan begitu, ruang gerak para teroris semakin sempit.
Hal tersebut ditandai dengan penangkapan 70 lebih terduga teroris dalam kurun waktu Januari hingga Mei 2019. Kendati aman, BIN dan aparat keamanan tidak boleh lengah. Evaluasi lapangan dan prosedur keamanan tetap dijalankan,” ucap Wawan.
Sejauh ini lanjut Wawan tak ada gejolak berlebihan dalam menyikapi pengumuman pemenang pemilihan umum, khususnya pemilihan presiden. Sebab dua calon presiden sepakat mengecam adanya kekerasan. Baik Joko Widodo dan Prabowo Subianto dipercaya akan meredam aksi pendukungnya agar tak mengarah ke konflik. Wawan menyebut kegaduhan yang paling terlihat yakni di ranah media sosial.
“Tapi secara faktual mereka (Prabowo dan Jokowi) mengedepankan kepentingan dan keselamatan rakyat. Mereka tidak menginginkan benturan,” ujar dia.
Ia yakin, seiring perjalanan waktu, tensi ketegangan akan terus menurun. Ia juga berharap semua pihak bisa menyadari dan menyikapi bahwa pesta demokrasi harus berakhir.
“Kita berharap pesta demokrasi ini berakhir dengan happy ending. Memang ada saat kita terbelah seperti pada Pilpres ini. Tapi setelah itu harus bersatu kembali,” pungkasnya. (grd)