Penyediaan Rumah Murah, Tapera Siapkan Rp 10,4 Triliun

JAKARTA (Bisnisjakarta)-
Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) menyiapkan dana Rp 10,4 triliun untuk memenuhi kebutuhan rumah kalangan maayarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan bunga murah. "Kehadiran BP Tapera ditujukan agar kebutuhan kalangan MBR akan perumahan dapat dipenuhi," kata Deputi Komisioner BP Tapera Bidang Pemanfaatan Ariev Baginda Siregar di Jakarta, Minggu (26/5).

Di sela-sela buka puasa bersama media yang diisiasi BTN tersebut, Ariev mengatakan, kehadiran BP Tapera ditujukan agar kebutuhan kalangan MBR akan perumahan dapat dipenuhi. Kehadiran BP Tapera, ujar Ariev, bertujuan untuk menyediakan dana murah jangka panjang. Dana tersebut akan disalurkan untuk pembiayaan perumahan yang berkesinambungan.

Peserta Tapera yang tergolong sebagai masyarakat berpenghasilan rendah, kata Ariev, dapat memeroleh manfaat untuk pembelian rumah, perbaikan rumah, atau membangun rumah melalui KPR dengan bunga rendah yang disalurkan oleh institusi keuangan yang bekerja sama dengan Tapera.

Saat ini, Ariev menjelaskan, BP Tapera tengah merancang pondasi mulai dari SDM, keuangan, logistik, hingga rencana strategis dalam lima tahun pertama. Nantinya, kalangan masyarakat yang ditargetkan menjadi peserta Tapera yakni para pekerja asing, pekerja swasta, pekerja mandiri, pegawai BUMN)/BUMD, Aparatur Sipil Negara (ASN)/TNl/Polri.

Sementara Dirut BTN Maryono mengatakan, sinergi dengan Tapera menjadi langkah strategis untuk mendukung Program Satu Juta Rumah. "Kami akan terus berinovasi guna menjangkau semakin banyak masyarakat Indonesia, khususnya MBR untuk memiliki hunian yang terjangkau," ujar Maryono.

Sebagai bank spesialis pembiayaan perumahan, kata Maryono, perseroan telah menggelar berbagai Iangkah strategis untuk mengembangkan kapasitas bisnisnya. Perseroan, kata dia, tengah berupaya merampungkan aksi akuisisi perusahaan Manajer Investasi dan meracik skema pembiayaan perumahan yang baru guna menjangkau semakin banyak masyarakat memiliki rumah.

Dengan menggandeng Tapera, Maryono optimis, angka kekurangan rumah atau backlog saat ini sebanyak 11-11,5 juta segera teratasi. "Makanya dibuat program untuk memperkecil backlog dengan membangun 1 juta rumah. Tapi tiap tahun terjadi angka backlog 400.000 rumah. Makanya susah untuk mengejar angka backlog tersebut," kata Maryono.

Maryono mengatakan, KPR BTN tumbuh sebesar 22.29% dari Rp 150,9 triliun menjadi Rp 184,53 triliun. Pertumbuhan tersebut disumbang laju KPR Subsidi yang naik 29,37% dari Rp 80,49 triliun pada April 2018 menjadi Rp 104,13 triliun di periode yang sama tahun ini. KPR Non-subsidi juga mencatatkan pertumbuhan positif sebesar14,19% menjadi Rp 80,4 triliun pada April 2019 dari Rp 70,41 triliun. (son)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button