
Citra angkutan bus yang jauh dari 3K yakni Keselamatan, Keamanan, dan Kenyamanan, harus diubah. Hal tersebut akan menjadikan bus sebagai pilihan moda transportasi masyarakat, juga akan memanfaatkan pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah.
PT SAN Putra Sejahtera atau Perusahaan Otobus Siliwangi Antar Nusa (PO. SAN), perusahaan angkutan bus yang sudah mulai dirintis tahun 1978 oleh sang Founder H. Hasanuddin Adnan ini bercita-cita ingin mengubah citra bus menjadi jauh lebih baik dari pada citra yang ada selama ini. Bahkan PO SAN dengan bus premiumnya ingin citra layanan bus setingkat dengan moda transportasi lain seperti pesawat terbang dan kereta api.
Dirut PT SAN Putra Sejahtera Kurnia Lesani Adnan di Jakarta, Minggu (1/12) menyadari bahwa ada banyak faktor yang membuat moda transportasi bus belum menjadi pilihan utama bagi masyarakat. Kondisi di jalan raya yang macet, armada yang dinilai kurang layak, sumber daya manusia yang dinilai kurang mengedepankan pelayanan, membuat bus tidak bisa bersaing dengan moda angkutan lain dan akhirnya masyarakat meninggalkan bus. "Dengan realitas demikian, maka bus perlu terus dilakukan pembenahan," kata Kurnia.
Kurnia berkomitmen menghapus citra buruk transportasi darat itu dengan merevitalisasi armada. Tak main-main, untuk mendukung peningkatan citra bus secara umum, PO SAN pun berinvestasi dengan membeli tujuh unit bus baru berupa empat unit Mercedes Benz OC 500RF 2542 dan tiga unit Mercedes Benz O500RS 1836. Pengerjaan bodi ketujuh bus ini dilakukan di karoseri Laksana di Ungaran, Jateng yang mana satu-satunya karoseri di Indonesia yang sudah lulus uji ECE R66 Rolling Test. "Jadi untuk mesin kami menggunakan Mercedes Benz, karoseri menggunakan Laksana, dan untuk AC kita menggunakan Thermo King. Kami inginkan yang terbaik bagi masyarakat, sehingga kami tidak segan untuk berinvestasi sebesar Rp 15 miliar untuk ketujuh bus ini,” kata pria yang akrab disapa dengan nama Sani ini.
Bus Mewah
Sebenarnya, penggunaan bus mewah terbaik untuk Bus Antar Pulau Sumatera dan Jawa ini, bukan yang pertama dilakukan oleh PO SAN. Sebelumnya PO SAN juga sudah menggunakan bus dengan chassis premium dengan Engine Horse Power dan torsi besar juga dilengkapi dengan fitur air suspensi, brake retarder, ABS, EBS, ESP, Cuise control, transmisi automatic serta fitur-fitur yang melekat pada bus mewah, guna menunjang keselamatan, keamanan dan kenyamanan penumpang bus PO SAN selama di perjalanan.
Mulai 2018, jelas Kurnia, PO SAN juga mempelopori 3 unit Mercedes-Benz OC500RF 2542 juga dengan fitur yang melekat pada premium namun lebih panjang pada umumnya bus di Indonesia yakni 13,5 meter. Rata-rata bus di Indonesia panjangnya 12 meter. Dengan penggunaan bus terbaik dan terkuat di kelas premium, Kurnia yakin bus ini bisa tetap modern hingga 10 sampai 15 tahun ke depan.
Saat ini, kata dia, PO SAN memiliki 120 unit bus, namun yang dioperasikan hanya 94 unit armada. Hal ini terjadi karena 26 unit bus terkena batasan umur. Adapun untuk bus premium, dari total armada yang dimilikinya saat ini, PO SAN memiliki 29 bus premium berbagai kelas mulai Scania K310ib, Scania K360ib Comfort Shift & Opticruise, Scania K410ib, Mercedes-Benz O 500 RS-1836 (2-axle) dan Mercedes-Benz OC 500 RF-2542 (3-axle).
BUZZIT
Selain berinvestasi membeli tujuh armada premium, PO SAN juga mengembangkan aplikasi BUZZIT yang merupakan aplikasi pembelian tiket bus. Pelanggan dengan mudah bisa membeli tiket hanya dari gawai, di mana saja dan kapan saja. Membeli tiket dan langsung memilih tempat duduk yang diinginkan sesuai titik naik (boarding point) dan titik turun (drop point). "Dengan meningkatkan layanan ini diharapkan masyarakat kembali menggunakan bus untuk keperluan transportasi antarkotanya,” tutur Kurnia.
Kurnia menjelaskan, pembenahan dengan peningkatan layanan dari pengusaha bus perlu terus dilakukan untuk menambah minat pengguna bus. Kementerian Perhubungan mencatat terjadi penurunan pengguna bus sejak 2015, jumlah pemudik dengan bus menurun 10,2 persen pada Lebaran 2015. Sementara pemudik dengan pesawat terbang naik 8 persen, dan kereta api naik 0,34 persen. Sejak itu, penumpang bus terus menunjukkan penurunan. Baru ketika lebaran tahun ini, kenaikan penumpang bus mulai terjadi.
Peningkatan pengguna bus pada lebaran tahun ini sejalan dengan banyaknya infrastruktur jalan yang dibangun oleh Pemerintahan Joko Widodo, dimana orang nomor 1 di Indonesia ini mencanangkan gerakan menggunakan transportasi umum selaras dengan banyak jalan tol dibangun dan jalan antarprovinsi diperbaiki, sehingga masyarakat kembali bergairah menggunakan transportasi bus. "PO SAN menyambut pembangunan yang dilakukan pemerintah dengan melakukan peningkatan layanan. Kami optimis bisa melayani masyarakat lebih baik dan banyak lagi. Saat ini okupansi rata-rata kami selama setahun mencapai 60-70 persen. Dengan adanya bus premium, layanan premium, kami akan menjadi pilihan terbaik bagi masyarakat. Apalagi saat ini kami memilih untuk menggunakan kapal cepat eksekutif untuk penyeberangan di Selat Sunda, sehingga jarak tempuh kami akan semakin cepat,” ujar Kurnia. (son)