
JAKARTA (Bisnis Jakarta) – Menpar Arief Yahya bersama Menteri Hukum dan HAM yang juga sebagai tokoh masyarakat Nias, Yasonna Laoly, dan Bupati Nias Selatan Hilarius Duha meluncurkan Festival Ya’ahowu Nias 2018 di Jakarta, Senin (25/6). Festival Ya’ahowu Nias 2018 yang masuk dalam 100 Calendar of Event Wonderful Indonesia (CoE WI) 2018 ini akan berlangsung di Nias Selatan, 16-20 November 2018 mendatang.
Pada kesempatan itu juga diluncurkan event World Surfing League (WSL) Nias 2018 dalam rangka mempromosikan Pulau Nias, Sumut sebagai destinasi wisata surfing kelas dunia. Peluncuran kedua event unggulan tersebut diharapkan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Nias sekaligus mendukung program pariwisata nasional.
Menpar Arief Yahya mengapresiasi launching Festival Ya’ahowu Nias 2018 sebagai event masuk dalam 100 CoE WI 2018 yang mendapat dukungan penuh dari Kemenpar. Selain itu dukungan dari seluruh stakeholder pariwisata Nias sebagai unsur Pentahelix (akademisi, pelaku usaha, pemerintah, komunitas, dan media) menjadi kekuatan untuk memajukan pariwisata daerah dengan semangat Nias Incorporated.
Menpar menegaskan, komitmen pucuk pimpinan (4 bupati dan 1 walikota di Nias) dalam memajukan pariwisata menjadi kunci utama. “Keberhasilan pariwisata di daerah 50% tergantung dari CEO _commitment_ atau pimpinan daerah,” kata Arief Yahya, seraya mengatakan keberhasilan itu terutama dalam memajukan unsur 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) untuk mendukung pariwisata.
Sementara itu dari sisi aksesibilitas, pemerintah membantu memperpanjang landasan pacu Bandara Binaka, Nias dari 1.800 meter menjadi 2.200-2.500 meter sehingga dapat didarati pesawat berbadan besar seperti Bombardier CRJ 1000 berkapasitas 100 penumpang dan diproyeksikan kunjungan wisatawan ke Nias akan meningkat sekitar 100 ribu pada 2019.
Bupati Nias Selatan Hilarius Duha mengatakan, tujuan penyelenggaraan Festival Ya’ahowu Nias 2018 antara lain untuk meningkatkan dan menanamkan rasa cinta seluruh elemen masyarakat terhadap adat dan budaya yang dimilikinya terutama generasi muda, “Penyelenggaraan festival budaya ini sebagai upaya untuk mempromosikan dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Nias,” kata Hilarius.
Nias memiliki potensi besar di sektor pariwisata berupa alam (nature), budaya (culture) dan buatan manusia (man made) antara lain lokasi surfing kelas dunia, panorama bahari yang menawarkan pantai berpasir putih, serta keunikan atraksi budaya lompat batu di Desa Bawomataluo, Kecamatan Fanayama, Nias Selatan. “Dalam rangkaian Festival Ya’ahowu Nias 2018 akan digelar “One Day in Bawomataluo, My National Heritage” ditandai dengan acara penyerahan Surat Keputusan Penetapan Bawomataluo Village sebagai Cagar Budaya Nasional serta berbagai lomba di antaranya lomba fotografi,” kata Hilarius.
Festival Ya’ahowu Nias 2018 menargetkan sekitar 50.000 pengunjung. Para wisatawan ini akan menikmati berbagai rangkaian acara di antaranya pameran pembangunan, produk unggulan dan kuliner Nias; Ya’ahowu Nias parade (pawai budaya keliling kota Telukdalam dengan menampilkan busana daerah dari setiap peserta, kendaraan hias, marching band); atraksi budaya dari kabupaten kota se-Kepulauan Nias (Famozi Gondra, Orahu, Fame Afo, dan atraksi budaya lainnya); batu kolosal yang didukung oleh 100 orang pelompat batu dan akan masuk rekor MURI; serta aneka festival di antaranya Ono Niha Sea Food & Barbeque Festival; serta aneka lomba di antaranya lomba volley pantai.
Pada 2017 jumlah kunjungan wisatawan ke Pulau Nias sebanyak 40.000 wisatawan. Sedangkan, target kunjungan wisatawan pada tahun 2019 yakni diatas 100.000 orang. Jumlah wisatawan terbanyak disumbang oleh kota Gunungsitoli, yang pada 2017 lalu dikunjungi 50.418 wisatawan (426 wisman dan 49.922 wisnus). Sementara itu, berdasarkan Perda Nomor 3 Tahun 2017 RIPPARKOT Gunungsitoli, jumlah wisatawan ke Gunungsitoli pada 2018 mendatang diproyeksikan sebanyak 24.807 wisatawan yang terdiri dari 326 wisman dan 24.481 kunjungan wisnus. (son)