Yogyakarta ( Bisnis Jakarta ) – Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika Yogyakarta menyatakan cuaca panas yang dirasakan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada siang hari merupakan dampak posisi matahari yang berada di selatan garis equator.
“Suhu udara yang beberapa hari ini dirasakan cukup panas di siang hari karena posisi matahari saat ini berada selatan equator, tepatnya di kisaran Pulau Jawa,” kata Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Djoko Budiono, di Yogyakarta, Rabu.
Menurut Djoko, cuaca panas di Yogyakarta yang tercatat mencapai 30-32 derajat celsius juga memberikan kontribusi bagi pembentukan awan hujan. Kondisi ini memberikan dampak cuaca berupa kondisi berawan hingga hujan di sebagian di wilayah Yogyakarta.
“Sehingga setelah dirasa panas selanjutnya akan terjadi hujan,” kata dia.
Potensi munculnya hujan ringan terutama dibagian utara dan tengah Yogyakarta, hujan banyak terbentuk terutama di siang hingga sore hari. Sedangkan potensi hujan sedang berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Sleman ( Turi, Pakem, Cangkringan) dan Kabupaten Kulonprogo (Kalibawang, Samigaluh, Girimulyo, Kokap), Kabupaten Gunungkidul (Wonosari, Paliyan, Semanu).
Secara umum, menurut Djoko, Februari hingga Maret masih dalam periode musim hujan. Adapun fase pancaroba diprediksi akan terjadi pada April 2018.
“Masyarakat diimbau untuk tetap menjaga kewaspadaan terjadinya hujan yang disertai petir dan angin, serta selalu menjaga kesehatan karena perubahan cuaca yang cukup signifikan,” kata dia.(ant)