JAKARTA (Bisnis Jakarta) – Pengamat Komunikasi Politik Emrus Sihombing mengatakan Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo cocok disandingkan dengan Capres petahana Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019. “Karena dari sudut leadership (Jokowi-Hary Tanoe) akan tumbuh kekuatan baru menata negeri ini,” kata Emrus Sihombing dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (20/4).
Penilaian Emrus mendasarkan pada survei Lembaga Media Survei Nasional (Median) tentang simulasi skenario pemilu dengan memasangkan Jokowi pada bursa kandidat cawapres dari partai yang tergabung sebagai partai pendukungnya.
Figur Hary Tanoe masuk dalam bursa pendamping Jokowi bersama Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Wiranto (Ketua Dewan Pembina Partai Hanura), dan Zulkifli Hasan (Ketua Umum PAN). Nama-nama tersebut merupakan pimpinan partai yang tergabung sebagai koalisi pendukung Jokowi.
Dalam surveinya, Median mendapati pasangan Jokowi-Hary Tanoe memiliki elektabilitas cukup tinggi sebesar 41,8 persen.
Emrus mengatakan latarbelakang Hary Tanoe dibanding figur pendamping Jokowi lainnya itu lebih diuntungkan. Karena dianggap sosok pendamping yang dianggap pluralis dan mampu merangkul semua lapisan masyarakat.
Hal lain yang juga membedakan adalah latarbelakangnya sebagai pengusaha sukses yang kemudian terjun ke dunia politik. “Hary Tanoe punya semua itu. Dia (Hary Tanoe) mampu menjadi role model bagi masyarakat. Fenomenal sudah, sukses apalagi. Jiwa kepemimpinan bagus, itu poin penting,” kata Emrus.
Dosen ilmu komunikasi dan politik ini menjelaskan seorang pemimpin harus juga harus mampu merangkul semua golongan dan bertindak adil, termasuk dalam menyebarluaskan pemerataan pembangunan dan mampu memberikan fasilitas atau kemudahan untuk seluruh rakyat.
“Hary Tanoe tokoh yang mampu merangkul semua suku, agama, ras dan seluruh lapisan masyarakat. Jadi, tepat rasanya jika disandingkan dengan Jokowi,” jelasnya. (har)