UUS BTN Salurkan Pembiayaan Rp 19,88 Triliun

JAKARTA (Bisnis Jakarta) – Unit Usaha Syariah Bank Tabungan Negara (UUS BTN) telah menyalurkan pembiayaan Rp 19,88 triliun. Angka itu naik 25,64 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya Rp 15,82 triliun.

Dirut BTN Maryono saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (18/7) sore  mengatakan, kenaikan pembiayaan dibarengi pula dengan kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun BTN Syariah. “DPK tumbuh 24,7 persen menjadi Rp 19,49 triliun, sebelumnya di periode sama 2017 hanya mencapai Rp 15,63 triliun,” ujarnya.

Dengan pencapaian tersebut, kata dia, UUS yang berdiri sejak 14 Februari 2004 itu mencatat kenaikan laba bersih sebesar 15,02 persen. Nilainya sebesar Rp 226,28 miliar.

Maryono menyebutkan, aset BTN terus bertambah. Pada semester I 2018, aset BTN naik 26,12 persen dari Rp 19,33 triliun pada semester I 2017 menjadi Rp 24,38 triliun.

Direktur Keuangan BTN Iman Nugroho Soeko menambahkan, sama seperti konvensional, bisnis BTN Syariah pun masih tetap didorong oleh pembiayaan perumahan. “Karena memang BTN syariah ini mirroring dengan konvensional, porsi pembiayaan perumahan di BTN syariah juga di atas 75 persen,” ujarnya.

Ke depannya, kata dia, UUS BTN ini tetap bakal fokus menyalurkan pembiayaan perumahan. “Karena kita kan bank yang fokus pada pembiayaan perumahan, BTN syariah ini sebagai windows bagi nasabah yang ingin bertransaksi secara syariah,” tutur Iman.

Menyinggung kinerja perseroan, Maryono mengatakan, BTN berhasil mencatatkan peningkatan penyaluran kredit sebesar 19,14% di tengah sentimen kenaikan suku bunga kredit. Kredit BTN mencapai Rp211,35 triliun naik dibandingkan semester pertama tahun lalu yang hanya Rp177,40 triliun. Angka pertumbuhan kredit yang ditoreh BTN di atas rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan yang tercatat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencapai 10,26%. “Pendongkrak utama kredit BTN tak lain adalah kredit perumahan yang tumbuh 19,76% atau menjadi sebesar Rp191,30 triliun,” kata Maryono.

Sebagai pemimpin pasar KPR, Maryono mengatakan, BTN menguasai pangsa pasar KPR nasional sebesar 37,47% dan menjadi penyalur terbesar diantara perbankan lain untuk KPR Subsidi sebesar 94,12%. Maryono menambahkan, khusus untuk Program Satu Juta Rumah, per Juni 2018, BTN sudah menyalurkan KPR untuk 423.303 unit rumah dengan nilai Rp38,4 triliun baik dalam bentuk KPR subsidi maupun non subsidi.

Dari keseluruhan penyaluran KPR tersebut, 307.360 unit diantaranya berbentuk kredit konstruksi perumahan. Adapun khusus untuk KPR subsidi BTN sudah mendistribusikan pinjaman untuk 297.044 unit rumah dengan nilai Rp17,15 triliun.

Untuk paruh pertama tahun ini, ia mengatakan, BTN mengucurkan KPR subsidi dengan skema Subsidi Selisih Bunga (SSB) dan bantuan uang muka. BTN pada semester II tahun ini akan mengalirkan kredit dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). “Dengan adanya FLPP tersebut diharapkan akan  meningkatkan kapasitas kredit perseroan sehingga masyarakat dapat memiliki rumah yang layak dengan cara  mudah, cepat dan murah sekaligus dapat mempercepat pencapaian program satu juta rumah,” kata Maryono. (son)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button