JAKARTA (Bisnis Jakarta) – Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengumumkan memasuki musim kemarau panjang 2017, kondisi 16 waduk utama di Indonesia secara umum masih dalam kondisi normal.
“Dari 16 waduk utama, 10 di antaranya masih dalam kondisi normal, sedangkan enam waduk lainnya, tinggi muka airnya di bawah rencana,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Basuki merinci 16 waduk utama itu antara lain Jatiluhur, Cirata, Saguling, Kedungombo, Batutegi, Wonogiri, Wadaslintang, Sutami, Bilibili, Wanurejo, Cacaban, Selorejo, Kalola, Way Rarem, Batu Bulan, dan Ponre Ponre.
Demikian juga 75 waduk lainnya, kata Basuki, kondisinya 12 waduk dalam kondisinya normal, sementara 57 waduk lainnya tinggi muka air waduk berada di bawah rencana dan enam waduk lainnya mengalami kekeringan di antaranya Plumbon dan Gebyar di Jawa Tengah.
“Kondisi air waduk di bawah rencana itu apabila daya tampung air saat musim kemarau di bawah 9 juta m3, sementara kondisi normal waduk adalah 10 juta meter kubik. Jika kapasitasnya turun kurang dari 1 juta m3 saat musim kemarau, maka kondisinya dapat dianggap masih normal,” katanya.
Karena itu, katanya, sebagai langkah jangka menengah dan panjang mengurangi dampak kekeringan sekaligus ketahanan air, pihaknya terus melakukan percepatan penyelesaian 30 waduk (on-going) dan membangun sembilan waduk baru pada 2017 dan 9 waduk baru di 2018.
Pada periode 2014-2019, Kementerian PUPR menargetkan 29 waduk selesai dengan volume total tampungan sebesar 1,8 miliar m3. Selain waduk, Kementerian PUPR juga telah membangun berbagai embung dengan total jumlah saat ini mencapai 1.742 embung dengan volume tampungan 174,04 juta m3.
Selain itu dilakukan rehabilitasi 15 danau prioritas. Pada tahun 2017, Kementerian PUPR menargetkan penyelesaian pembangunan 111 embung baru yang akan menambah 719 embung yang sudah selesai dibangun dua tahun sebelumnya (2015-2016), sehingga total embung baru sebanyak 830 embung.
Pompa disiapkan Langkah lainnya, sesuai instruksi Menteri Basuki kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) maupun Balai Wilayah Sungai (BWS) Ditjen Sumber Daya Air sudah diminta untuk menyiapkan pompa guna mengalirkan air dari sungai ke sawah petani. Total ada sebanyak 161 pompa yang disiapkan di 17 BBWS dan BWS.
“Para kepala balai sudah dikumpulkan oleh Dirjen Sumber Daya Air (SDA) untuk memonitor daerah masing-masing dan melakukan identifikasi. Kalau masih ada sumber air sungai yang debitnya cukup memadai, saya minta segera bisa dikirimkan pompa untuk mengalirkan air ke saluran irigasi. Termasuk daerah kering yang padat penduduk untuk bisa disediakan bor dan pompa,” katanya.
Menteri Basuki juga menghimbau para petani yang tergabung dalam Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) untuk melakukan pola menggilir air ke daerah rawan kekeringan. “Sebab kalau tidak dilakukan hal tersebut, warga akan berebut air saat terjadi kekeringan,” ujar Basuki. (grd/ant)